BI Naikkan GWM Bank Konvensional dan Syariah Mulai 1 Juni 2022, Ini Rinciannya

24 Mei 2022 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, pihaknya akan menaikkan kembali atau melakukan normalisasi kebijakan likuiditas bank melalui kenaikan giro wajib minimum (GWM) rupiah secara bertahap.
ADVERTISEMENT
"Kewajiban minimum GWM rupiah untuk bank umum konvensional yang saat ini sebesar 5 persen akan naik menjadi 6 persen mulai 1 Juni 2022, dan akan kembali dikerek menjadi 7,5 persen pada 1 Juli 2022, serta menjadi 9 persen mulai 1 September 2022." kata Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (24/5).
Perry melanjutkan, kewajiban minimum GWM rupiah untuk bank umum syariah dan unit usaha syariah yang saat ini 4 persen, naik menjadi 4,5 persen mulai 1 Juni 2022. Lalu menjadi 6 persen mulai 1 Juli 2022 dan menjadi 7,5 persen mulai 1 September 2022.
Bagi perbankan yang memenuhi GWM ini, BI akan memberikan remunerasi sebesar 1,5 persen setelah memperhitungkan insentif penyaluran kredit di sektor prioritas dan UMKM.
ADVERTISEMENT
“Penyesuaian secara bertahap giro wajib minimum rupiah pada tahap I dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret 2022 tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan kepada dunia usaha, serta partisipasi perbankan dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN,” terangnya.
Pada April 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 29,38 persen dan tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 9,10 persen (yoy). Selain itu, Perry menambahkan, likuiditas yang terjaga juga didukung oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh tinggi sebesar 10,11 persen yoy.
"Pada April 2022, likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 20,76 persen (yoy) dan 13,60 persen (yoy)," pungkasnya.
ADVERTISEMENT