BI Naikkan Suku Bunga, Berikut Antisipasi dan Instrumen Investasi yang Tepat

23 Oktober 2022 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi saham. Foto: Mahardika Argha/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi saham. Foto: Mahardika Argha/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps atau 0,5 persen menjadi 4,75 persen efektif mulai bulan ini. Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 50 bps di level 4 persen dan lending facility 50 bps menjadi 5,5 persen.
ADVERTISEMENT
Perencana keuangan memberikan tips untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan suku bunga, serta memberikan saran investasi apa yang tepat saat kondisi tersebut.
Tinjau Kembali Pengambilan Kredit Jangka Panjang
Pengamat keuangan Ahmad Ghazali, menyebutkan bahwa antisipasi terbaik adalah meninjau kembali rencana pengambilan kredit jangka panjang, contohnya seperti KPR. Karena menurut Ahmad, suku bunga acuan masih akan naik kendati krisis beberapa sektor di Indonesia masih berlanjut.
“Sebaiknya tinjau kembali rencana pengambilan kredit karena tahun depan suku bunga diperkirakan akan naik kembali. Pilih suku bunga dan cicilan yang fixed agar tidak terkena risiko kenaikan cicilan. Daripada aset nganggur, mungkin ada baiknya buat rencana pelunasan utang dipercepat,” tuturnya Ahmad ketika dihubungi kumparan, Minggu (23/10).
Surat Utang Negara Alat Investasi Terbaik
ADVERTISEMENT
Kenaikan suku bunga ini tentunya mempengaruhi keputusan investasi yang dapat diambil masyarakat. Menurut Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, trader harus berhati-hati memilih investasi ketika BI menaikkan suku bunga, apalagi mengingat ada kemungkinan terjadi kenaikan lagi tahun ini.
Ilustrasi Investasi. Foto: Shutterstock
Menurut dia, sifat investasi yang baik pada masa seperti ini adalah investasi dengan risiko menengah atau rendah, seperti surat utang negara yang tingkat return-nya stagnan.
"Investasi di surat utang seperti obligasi dan sukuk ritel merupakan tindakan bijak, karena kecil terpengaruh sama suku bunga karena rate-nya stabil," ujar Andy saat dihubungi kumparan, Minggu (23/10).
Andy mengatakan investasi di pasar saham sebaiknya dihindari karena terdapat risiko harganya akan anjlok pada jangka pendek. Investor dengan profil agresif harus mengalihkan lebih sedikit investasi pada pasar saham, maksimal 30 persen dari pendapatan.
ADVERTISEMENT
Investasi Valuta Asing Alternatif yang Baik
Selain surat utang, salah satu instrumen investasi yang dapat dijadikan alternatif adalah mata uang asing, terutama Dolar Amerika Serikat. Hal ini karena Federal Reserve (The Fed) terus mengirimkan sinyal kuat akan terus menaikkan suku bunga, dengan kata lain, selisih valuta Rupiah dan US Dolar akan semakin besar.
“Sifatnya jangka panjang, tapi ini jangka pendek juga bisa, yaitu mata uang asing. Karena harganya selalu naik, ini ada penelitiannya. Apalagi yang ada rencana untuk tinggal atau sekolah di luar negeri dalam waktu dekat, ini alternatif yang baik,” ujarnya.
Namun Andy mengingatkan bahwa kenaikan dolar tidak akan selamanya signifikan mengingat pemerintah Indonesia akan menjaga terus nilai mata uang rupiah agar tidak depresiasi.
ADVERTISEMENT