Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
BI Perpanjang DP 0 Persen untuk Kredit Otomotif & Properti hingga Desember 2023!
20 Oktober 2022 16:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran ketentuan uang muka alias Down Payment (DP) 0 persen untuk kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor hingga properti. Hal tersebut berlaku efektif pada 1 Januari sampai 31 Desember 2023.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut dilakukan BI sebagai lanjutan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan kepada dunia usaha.
"Kami memperpanjang kebijakan uang muka nol persen pada kredit otomotif maupun uang muka nol persen kepada kredit properti yang semula berakhir tahun ini kami perpanjang setahun hingga 2023," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (20/10).
Perry menjelaskan,kebijakan DP nol persen diberikan untuk semua jenis kendaraan bermotor baru dengan tujuan mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif. Tentunya tetap dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Sementara di sektor otomotif, BI melanjutkan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti yakni rumah tapak, rumah susun, serta ruko. Relaksasi tersebut diberikan bagi bank yang memenuhi kriteria risiko kredit atau NPL maupun NPF tertentu, untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.
Tak hanya itu, BI juga melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif lainnya juga dilakukan dengan mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar nol persen dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84 persen sampai 94 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini dengan fleksibilitas repo sebesar 6 persen, dan rasio PLM Syariah sebesar 4,5 persen dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5 persen," sambung Perry.
Perry menegaskan, BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Serta mendorong kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.