BI Prediksi Penyaluran Kredit Baru Meningkat di Triwulan IV 2024

21 Oktober 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit baru akan melanjutkan peningkatan pada triwulan IV 2024. Adapun nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru diperkirakan sebesar 88,3 persen, lebih tinggi dibandingkan SBT pada triwulan sebelumnya yaitu 80,6 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, standar penyaluran kredit pada triwulan IV 2024 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 2,2 persen.
"Sebagian besar aspek kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat, terutama persyaratan administrasi. Sementara itu, suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit diperkirakan lebih longgar," ujarnya dalam siaran pers, Senin (21/10).
Berdasarkan survei Bank Indonesia, penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2024 masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.
Pada kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/ Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menjadi prioritas utama diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sektor, prioritas penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2024 tertinggi pada sektor perdagangan besar dan eceran diikuti sektor industri pengolahan serta sektor perantara keuangan.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Prakiraan peningkatan DPK tersebut terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 89,3 persen, lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya yaitu 84,5 persen.
"Peningkatan pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen, yaitu tabungan SBT 93,2 persen, deposito dengan SBT 88,8 persen, dan dan giro dengan SBT 85,5 persen," katanya.