Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) tetap menahan tingkat suku bunga acuan dalam rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu siang (7/5) waktu Washington DC.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan pertumbuhan ekonomi di AS terkoreksi dan defisit neraca perdagangan yang lebih buruk dari perkiraan, mendesak The Fed segera melakukan pemangkasan suku bunga.
Meski demikian, menurutnya, The Fed masih melihat inflasi di AS tidak menurun secepat dari perkiraan, sehingga bank sentral masih menimbang-nimbang. Dia pun memperkirakan suku bunga AS masih ditahan yang saat ini berada di kisaran 4,25 persen-4,5 persen.
"Nampaknya di FOMC nanti malam belum, karena kelihatannya kan mereka lebih concern terkait dengan inflasi yang turun lebih lambat dari perkiraan mereka," ungkapnya saat Taklimat Media BI, Rabu (7/5).
Erwin menyebutkan, keputusan tersebut akan diambil meskipun Presiden AS Donald Trump telah mendorong Ketua The Fed Jerome Powell melakukan pemangkasan.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, kata dia, The Fed belajar dari fenomena pandemi COVID-19 di mana mereka terlalu cepat menurunkan suku bunga acuan, di tambah gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina mengganggu rantai pasok global, membuat inflasi AS melonjak tinggi.
"Kekhawatiran terhadap pertumbuhan kelihatannya belum, mereka lebih khawatir terhadap inflasi. Bacaan kami nampaknya akan belum, tapi mungkin mereka sudah akan kasih hint," ujar Erwin.
Sebelumnya, The Fed dinilai masih akan menunggu kejelasan kebijakan perdagangan Donald Trump. Serangkaian tarif agresif Trump terhadap barang impor dinilai merusak kepercayaan konsumen, rumah tangga bersiap menghadapi potensi lonjakan harga dan melemahnya pasar kerja.
Mengutip Bloomberg, pejabat Fed telah menekankan dalam komentar publik baru-baru ini bahwa meskipun ketidakpastian luar biasa tinggi, kebijakan moneter masih dalam posisi yang baik untuk menyeimbangkan tujuan mereka dalam mendorong lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.
ADVERTISEMENT
"Data konkret masih berlaku," kata Sarah House , ekonom senior AS untuk Wells Fargo. "Saya pikir kita juga akan mendengar bahwa ketidakpastian tinggi dalam lingkungan ini, dan mereka siap untuk bertindak — atau tidak bertindak — sebagaimana diperlukan untuk mencoba dan memenuhi kedua sisi mandat mereka."
Keputusan suku bunga The Fed akan dirilis pada pukul 2 siang hari Rabu di Washington. Ketua Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pasca-pertemuan 30 menit kemudian. Investor akan menyimak dengan saksama apakah Powell akan mengulangi, seperti yang telah dilakukannya berkali-kali, bahwa para pembuat kebijakan "tidak terburu-buru" untuk menyesuaikan suku bunga.
Jika keputusan Powell menahan suku bunga benar terjadi, banyak yang mengaitkan hal tersebut dengan perseteruannya dengan Donald Trump. Sebelumnya Trump menunjukkan kemarahannya kepada Jerome Powell karena masih saja menunggu menurunkan suku bunga.
ADVERTISEMENT