BI Prediksi Transaksi Keuangan Digital Melejit 10,05 Miliar Kali di 2030

24 Agustus 2024 5:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BI Fast. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BI Fast. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) memprediksi transaksi keuangan digital bakal terus meningkat. Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ryan Rizaldy, memperkirakan akan ada kenaikan 14 kali lipat dari transaksi digital sampai 2030.
ADVERTISEMENT
“Dan yang kita temukan adalah dalam perhitungan kami sampai dengan tahun 2030 ke depan itu transaksi digital bisa berlipat 14 kali, dari 0,6 miliar transaksi bisa naik bisa naik menjadi 10,05 miliar transaksi, siapa yang menggerakkan? Generasi Y dan Generasi Z,” kata Ryan saat diskusi di Bali, Jumat (23/8).
Ryan mengatakan Generasi Y dan Generasi Z saat ini sudah mulai mendominasi perannya dalam perekonomian Indonesia. Peran mereka nanti akan diperkuat dengan Generasi Alpha.
“Jadi yang menentukan atau selera preferensi membayar itu bukan saya tapi mungkin mas, mbak semua anak-anak kita yang tumbuh besar dan mulai kerja,” ujar Ryan.
Ryan menyoroti kesiapan infrastruktur bakal melejitnya transaksi keuangan digital. Ia menilai tidak bisa hanya mengandalkan layanan BI Fast yang saat ini berjalan untuk mewadahi transaksi digital ke depan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi transaksi dengan uang digital Gopay. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Untuk itu, ia mendorong adanya peningkatan infrastruktur digital agar kenaikan 14 kali lipat transaksi itu bisa di-handle dengan baik.
“Caranya ada dua. Pertama adalah infrastrukturnya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, dalam istilah kami harus lebih modular, intinya adalah sanggup menjawab kenaikan transkasi 14 kali lipat,” ungkap Ryan.
Langkah kedua adalah sinergi semua pihak. Ryan mengungkapkan layanan BI Fast memang banyak diminati masyarakat. Ia menyontohkan saat BI Fast maintenance, masyarakat tetap menunggu layanan itu kembali pulih dibanding memakai platform lainnya untuk melakukan transaksi.
Meski begitu, Ryan menegaskan tidak bisa hanya mengandalkan BI Fast untuk menampung 10,05 miliar transaksi di 2030.
“Itu artinya kalau ini kenaikan 14 kali lipat ditanggung sendiri Bank Indonesia tidak akan sustain, harus ada sinergi yang baik dengan industri dalam melayani masyarakat,” tutur Ryan.
ADVERTISEMENT