BI Proyeksi The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Akhir Tahun Ini

9 September 2023 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Federal Reserve Bank Foto: REUTERS/Brendan McDermid
zoom-in-whitePerbesar
New York Federal Reserve Bank Foto: REUTERS/Brendan McDermid
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) memproyeksi Federal Reserve (The Fed) bakal menaikkan suku bunga pada kuartal IV 2023. Hal itu diungkapkan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Erwindo Kolopaking.
ADVERTISEMENT
“The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari yang mulanya di kuartal III, tapi sepertinya diundur ke kuartal IV,” katanya di Hotel Ayana Labuan Bajo, Sabtu (9/9).
Erwindo menilai keputusan dekat untuk menaikkan suku bunga tentunya akan berdampak pada kondisi pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memproyeksi Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga Eropa bakal menaikkan suku bunga hingga tahun 2024. Hal ini guna menjangkar tingkat inflasi global yang masih memanas.
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
“Kita lihat bahwa Amerika menjadi sangat tinggi peningkatannya dalam 2022 itu suku bunga yang masih di sekitar 0 sampai 0,25 persen. Sekarang di 5,5 persen dan masih ada kemungkinan meningkat,” kata Suahasil dalam Rapat Komisi XI DPR RI, Kamis (31/8).
ADVERTISEMENT
Eropa juga mengalami hal yang sama. Suku bunga negara Eropa mengalami peningkatan 425 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen pada Juli 2023. Dia memproyeksi European Central Bak (ECB) masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps di 2023.
Selain itu, suku bunga Inggris diproyeksi tembus 6 persen di akhir 2023. Suahasil menjelaskan, pemerintah juga akan mengantisipasi tren kenaikan suku bunga global di tahun depan.
“Dengan suku bunga yang meningkat di berbagai belahan dunia maka tentu modal di tingkat dunia juga bergerak dengan sangat cepat dan menimbulkan ketidakpastian dan harus kita antisipasi untuk melihat kebutuhan capital Indonesia seperti apa ke depannya,” terang dia.