BI Proyeksikan Ekonomi Jakarta Tumbuh 4,6-5,4 Persen hingga Akhir 2024

6 November 2024 17:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengamati gedung bertingkat di Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengamati gedung bertingkat di Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (19/8/2024). Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jakarta berada di kisaran 4,6 persen sampai 5,4 persen hingga akhir tahun 2024. Pada kuartal III 2024, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta capai 4,93 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mengatakan, konsumsi rumah tangga dan investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian DKI Jakarta.
"Secara keseluruhan di tahun 2024 perekonomian Jakarta diperkirakan akan tetap tumbuh pada kisaran 4,6 sampai dengan 5,4 persen," kata Arlyana dalam acara bincang-bincang media, Rabu (6/11).
Arlyana mengatakan, peningkatan konsumsi rumah tangga ini didukung oleh kuatnya keyakinan konsumen, penyelenggaraan event dan pemilu.
"Jadi sepanjang tahun, kemarin kita sudah ada Pilpres, Pileg, dan Pilkada dalam waktu dekat," ujarnya.
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Dari sisi investasi, Arlyana mengatakan masih berlanjutnya proyek strategis yang bersifat multi years dan masih dan masih dalam keadaan on track.
"Dan dari sisi lapangan usaha, prospek pertumbuhan ini memang masih didominasi oleh penopangan dari lapangan usaha perdagangan, jasa keuangan, infokom, dan pengolahannya akan terus meningkat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Arlyana menyebut ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai sampai dengan akhir 2024. Terutama dari sisi global, yaitu ketahanan ekonomi global dan pengaruh dari ketegangan geopolitik.
"Untuk inflasi, kita memperkirakan sampai dengan akhir tahun akan tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1. Ini memang didukung oleh semakin terkendalinya inflasi, cuaca yang semakin kondusif, dan juga beberapa program untuk pengendalian inflasi pangan," ungkapnya.