BI Ramal Inflasi 0,01 Persen di Juli, Didorong Kenaikan Harga Cabai hingga Tomat

31 Juli 2021 17:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual menunjukkan stok cabai dagangannya di Pasar Palima Palembang,Sumsel. Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
zoom-in-whitePerbesar
Penjual menunjukkan stok cabai dagangannya di Pasar Palima Palembang,Sumsel. Foto: ANTARA FOTO/Feny Selly
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia memproyeksi inflasi bulan Juli 2021 sebesar 0,01 persen (mtm). Hal ini dipengaruhi harga berbagai komoditas pangan yang mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, angka tersebut masih relatif terkendali.
"Perkembangan harga pada Juli 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01 persen (mtm)," ujar Erwin dikutip website resmi BI, Sabtu (31/7).
Sementara perkiraan Juli 2021 secara tahun kalender sebesar 0,75 persen (ytd). Kemudian secara tahunan sebesar 1,45 persen (yoy).
Adapun penyumbang utama inflasi dipengaruhi oleh harga cabai rawit, tomat, dan bawang merah. Juga kangkung, bayam, dan kacang panjang.
"Komoditas cabai rawit sebesar 0,03 persen (mtm), tomat dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), kangkung, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)," rincinya.
"Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi atau penurunan harga, antara lain daging ayam ras sebesar -0,09 persen (mtm), telur ayam ras, emas perhiasan dan jeruk masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), beras dan tarif angkutan udara sebesar -0,01 persen (mtm)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Aliran Modal Asing Sepekan
BI juga mencatat aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Sejak 26-29 Juli 2021, tercatat modal asing masuk Rp 640 miliar.
Dana asing itu masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,12 triliun. Sementara di pasar saham justru keluar Rp 470 miliar.
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), non residen beli neto Rp 3,78 triliun," kata Erwin.
Bank Indonesia juga mencatat premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun terakhir berada di level 79,09 bps per 29 Juli 2021. Level ini mengalami kenaikan dari 77,21 bps per 23 Juli 2021.