BI Rate Dipangkas, Perry Warjiyo Minta Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit

18 September 2024 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo meminta perbankan menurunkan suku bunga kredit. Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan BI atau BI Rate.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Rabu (18/9), BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan hingga 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.
Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility turun sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.
“Jadi selain insentif likuiditas, penurunan suku bunga ini kami harapkan disambut baik oleh perbankan,” kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (18/9).
Di samping itu, Perry meminta perbankan semakin gencar menyalurkan kredit. Baik penyaluran kredit yang mendapat insentif likuiditas makro dari BI maupun kredit lainnya.
“Dengan begitu, diharapkan suku bunga deposito dan suku bunga kredit juga turun. Sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Perry.
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan, dalam mendukung pertumbuhan kredit, Bank Indonesia juga telah menyalurkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp 256,1 triliun hingga minggu kedua September 2024.
Dana ini disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 118,6 triliun, BUSN sebesar Rp 110,5 triliun, BPD sebesar Rp 24,4 triliun, dan KCBA sebesar Rp 2,6 triliun.
“Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu Hilirisasi Minerba dan Pangan, UMKM, Sektor Otomotif, Perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” kata Perry.