BI Rilis Proyek Rupiah Digital, Perbanas: Perbankan Akan Jadi Distributor

Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, pihak perbankan akan mendukung program rupiah digital. “Kita dukung, ini akan whole sale dan ritel, bank akan jadi distributor,” katanya 50th ASEAN Banking Council Meeting di Laboan Bajo, Jumat (2/12).
Meski begitu perbankan akan menunggu tindak lanjuti dari program Bank Indonesia (BI) ini. Sebab, saat ini masih dalam bentuk white paper. “Kita akan diskusi bagaimana pola dan teknologinya. Kita kerja sama dengan BI bagaimana detailnya, dan terkait security-nya juga,” tambah Tiko.
Sebelumya, BI meluncurkan Proyek Garuda (rupiah digital), 30 November 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, proyek Garuda tersebut akan mengimplementasikan tiga tahap pembentukan rupiah digital.
Pertama, wholesale CBDC untuk model bisnis penerbitan, pemusnahan, dan transfer antarbank dengan rupiah digital. Kedua, pengembangan model bisnis operasi moneter dan pasar uang.
Ketiga, integrasi wholesale CBDC dengan ritel CBDC secara end-to-end, termasuk sinergi dan kolaborasi secara nasional dan internasional.
"Kami akan mempercepat pendalaman pasar uang sesuai blueprint pendalaman pasar uang 2025 untuk integrasi operasi moneter dan pasar uang yang modern dan efisien, melalui pengembangan infrastruktur, konsolidasi peserta pasar primary dealer, dan instrumen," jelasnya.
Perry juga menuturkan, BI sebagai otoritas sistem pembayaran juga terus mengakselerasi digitalisasi sesuai blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025.
Selain rupiah digital, BI juga akan memperluas kerja sama antarnegara melalui sejumlah program, di antaranya kolaborasi BI dengan industri, perluasan QRIS, hingga BI Fast. "Kerja sama ASEAN 5 dalam quick respons, fast payment, dan local currency transaction diperluas ke ASEAN dan negara lain," tambahnya.