BI: Rupiah Melemah 10,78 Persen Sejak Awal Tahun Ini

17 Oktober 2018 11:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah hingga mencapai 10,78 persen sejak awal tahun ini. Berdasarkan data Reuters hari ini, Rabu (17/10), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 15.185, mulai menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi Rp 15.195 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kondisi nilai tukar rupiah tersebut masih lebih baik dibandingkan negara lain seperti India, Brasil dan Amerika Selatan. Bahkan nilai mata uang Turki, Lira, melemah hingga mencapai 49,5 persen dari dolar AS.
"Depresiasi rupiah sekitar 10,78 persen dan tingkat ini masih lebih baik dari negara lain seperti India, Brasil, Amerika Selatan dan Turki," kata Perry di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10).
Dia memperkirakan kurs pada tahun depan tak akan selemah seperti tahun ini. Hal tersebut lantaran normalisasi kebijakan Bank Sentral AS berupa kenaikan suku bunga atau Fed Fund Rate tak akan sebanyak tahun ini.
Dari sisi domestik, Perry memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun depan sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
"Tahun 2019 kami melihat tekanan nilai tukar rupiah tidak akan sebesar tahun ini, serta prospek membaiknya defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Sebelumnya Perry menjelaskan, rupiah di tahun depan akan membaik karena beberapa faktor. Pertama, penggunaan biodiesel B20 untuk transportasi public service obligation (PSO) dan Non-PSO berbahan bakar solar.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di DPR RI, Jakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di DPR RI, Jakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Dengan mengurangi impor minyak mentah dan menggantinya dengan B20, maka penghematan devisa diperkirakan bisa mencapai USD 2 miliar pada tahun ini dan menjadi USD 9-10 miliar di tahun 2019.
“Sehingga tahun depan ada tambahan devisa USD 9-10 miliar yang akan turunkan CAD mulai triwulan-triwulan ke depan,” katanya.
Kedua, pemerintah dan bank sentral juga terus mendorong peningkatan pendapatan devisa dari sektor pariwisata. Dengan meningkatkan minat wisatawan asing melancong ke Indonesia, bisa menambah pundi devisa.
ADVERTISEMENT
“Kami juga sedang dorong pariwisata dengan beberapa proyek, misalnya penambahan anjungan di Bali yang bisa tambah 3 juta wisman yang menghasilkan USD 43 miliar devisa," kata dia
Sementara ketiga dengan cara meningkatan penggunaan komponen lokal (TKDN). Serta keempat, meningkatkan daya dorong belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi domestik.