BI Sebut Rupiah Makin Perkasa Berkat Aliran Modal Asing

18 September 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang bukti mata uang rupiah palsu saat rilis pengungkapan kejahatan mata uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/3/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti mata uang rupiah palsu saat rilis pengungkapan kejahatan mata uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/3/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan nilai tukar rupiah terus menunjukkan tren penguatan yang stabil hingga pertengahan September 2024. Penguatan ini didukung oleh konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia serta meningkatnya aliran modal asing ke pasar domestik.
ADVERTISEMENT
Hingga 17 September 2024, BI mencatat nilai tukar rupiah tercatat menguat menjadi Rp 15.330 per dolar Amerika Serikat (USD). Angka tersebut meningkat 0,78 persen dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024.
Perry menjelaskan, penguatan mata uang garuda ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional. Seperti won Korea yang hanya menguat 0,32 persen dan rupee India yang menguat 0,13 persen.
Jika dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2023, rupiah juga menunjukkan apresiasi sebesar 0,40 persen. Sebaliknya, beberapa mata uang regional justru mengalami pelemahan, di antaranya rupee India yang terdepresiasi 0,66 persen dan won Korea yang melemah 3,41 persen.
Lebih lanjut, Perry optimistis nilai tukar rupiah akan terus mengalami penguatan. Salah satu faktor utama yang mendukung adalah menariknya imbal hasil di pasar keuangan Indonesia, serta rendahnya inflasi yang membuat prospek investasi di dalam negeri semakin menarik.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan terus menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya proses pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Bank Indonesia juga terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang ada. Instrumen seperti SRBI (Sertifikat Bank Indonesia), SVBI (Sukuk Bank Indonesia), dan SUVBI (Sukuk Valas Bank Indonesia) akan digunakan secara efektif untuk menarik lebih banyak aliran modal asing.
“Ke depan, seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI,” ujarnya.