BI Sebut The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga 2 Kali Tahun Ini

21 Agustus 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, memproyeksi Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed akan menurunkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) sebanyak dua kali tahun ini. Dengan penurunan masing masing sebesar 25 basis poin (bps).
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan penurunan suku bunga tersebut sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi.
“Kami mendiskusikan bahwa baseline dengan probabilitas 75 persen ke atas, FFR akan turun 2 kali tahun ini, yaitu mulai September dan kemungkinan mungkin kalau enggak November-Desember, masing-masing 25 bps, baseline-nya,” kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (21/8).
Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, para pejabat semakin waspada terhadap risiko potensial pasar tenaga kerja. Menurutnya, kondisi pasar tenaga kerja yang ketat membuat inflasi sulit turun.
Powell berhati-hati untuk tidak memberikan jadwal pemotongan suku bunga, yang kini diperkirakan investor akan dimulai pada bulan September.
Namun, ia menekankan tanda-tanda yang semakin kuat dari pasar kerja yang 'mendingin' setelah data pemerintah yang dipublikasikan pada tanggal 5 Juli menunjukkan peningkatan pengangguran selama tiga bulan berturut-turut.
ADVERTISEMENT
“Inflasi yang meningkat bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi,” kata Powell dalam pidatonya, Selasa (9/7).
“Data terbaru menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja kini telah 'mendingin' secara signifikan dibandingkan dua tahun lalu,” imbuhnya.