BI soal Rupiah Melemah 0,04 Persen: Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

23 November 2023 18:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS melemah sejak beberapa waktu terakhir. Bahkan pada Oktober 2023 sempat nyaris menyentuh Rp 16 ribu per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia menilai fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih wajar dan terkendali. Berdasarkan catatan bank sentral, rupiah bisa kembali menguat. Pada 22 November 2023, rupiah menguat 1,99 persen dibandingkan pada level akhir Oktober 2023.
"Secara year-to-date, nilai tukar Rupiah tercatat stabil, dengan depresiasi terbatas 0,04 persen dari level akhir Desember 2022," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangannya pada konferensi pers, Kamis (23/11).
Berdasarkan catatan BI, nilai tukar rupiah masih lebih bagus dari beberapa negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Bahkan, jauh lebih baik dibandingkan India.
"Lebih baik dibandingkan dengan Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia yang masing-masing tercatat melemah sebesar 0,70 persen, 1,70 persen, dan 5,84 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan penguatan nilai tukar Rupiah ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, sejalan dengan persepsi positif investor.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Investor menilai prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Bank Indonesia memastikan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat, agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan mendukung pengendalian imported inflation.
Strategi operasi moneter “pro market" melalui instrumen SRBI dan SVBI dioptimalkan, guna meningkatkan manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
ADVERTISEMENT