BI Targetkan Inflasi RI 6,6 Persen di 2022 dan 3,61 Persen di 2023

21 November 2022 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta berbincang dengan pedagang saat melakukan sidak pemantauan harga pangan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022).  Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta berbincang dengan pedagang saat melakukan sidak pemantauan harga pangan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2023 menurun ke level 3,61 persen (yoy). Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2023 kepada Komisi XI DPR RI hari ini, Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, prognosis bank sentral per 3 November 2022, inflasi IHK diperkirakan mencapai 6,11 persen year-on-year (yoy). "Sasaran kami adalah mengendalikan inflasi secara lebih cepat pada tahun depan, sehingga memang membutuhkan kenaikan suku bunga acuan," ujar Perry.
Tidak hanya itu, bank sentral juga akan terus mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih stabil, bahkan lebih menguat ke level Rp 15.070 per dolar AS. Untuk itu, ia berharap pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah pada tahun depan, yakni 4,37 persen (yoy) dibanding prognosis BI pada tahun ini yang sebesar 5,12 persen.
Perkiraan itu seiring dengan masih bergejolaknya ekonomi global hingga tahun depan, namun pada 2024 perekonomian Indonesia diperkirakan lebih baik. Dengan asumsi makro dalam RATBI 2023, ia menyebutkan BI menetapkan 40 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan dipertanggungjawabkan kepada DPR.
ADVERTISEMENT
"IKU ini sebagai pelaksanaan dari 12 program strategis kami," katanya.
IKU BI 2023, sambung Perry, mencakup pelaksanaan mandat utama dan inisiatif strategis, sebagai representasi indikator keberhasilan strategi BI 2023 yang pro stabilitas dan pro pertumbuhan, ditopang dengan pengelolaan kelembagaan berbasis 2EG, digital, dan hijau.
Adapun IKU BI tahun depan antara lain inflasi inti yang ditargetkan mencapai 2 persen sampai 4 persen, volatilitas nilai tukar rupiah yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan ekonomi, serta cadangan devisa dengan target kurang lebih sama dengan 6 bulan.
Kemudian, target pertumbuhan kredit perbankan sebesar 9,5 persen sampai 11,5 persen, target pengembangan 3.000 lebih UMKM, 45 juta transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), serta kurang lebih sama dengan 70 ribu transaksi QR antarnegara.
ADVERTISEMENT