BI Ungkap RI Berpotensi Kebanjiran Produk China Imbas Kebijakan Trump

7 Februari 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan keterangan pers usai melaksanakan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/2/2025). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan keterangan pers usai melaksanakan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/2/2025). Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, Indonesia berpotensi kebanjiran produk China imbas pengenaan tarif impor 2.0 oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan dampak kebijakan tarif impor oleh Presiden AS tidak secara langsung menyasar ekonomi Indonesia.
Menurut dia, dampak kebijakan tarif oleh Trump baru akan terasa ke perekonomian Indonesia apabila perekonomian China sebagai negara sasaran tarif impor AS terpuruk.
“Tiongkok itu tidak bisa dijual lagi ke Amerika Serikat. Sehingga bisa juga jadi membanjiri masuk ke Indonesia. Itu dari sisi risikonya ya," kata Juli dalam diskusi media dengan BI di Banda Aceh, Jumat (7/2).
Di samping itu, Juli mengatakan, ekspor Indonesia ke China juga akan terdampak. Jika ekonomi negara tirai bambu tersebut jatuh.
"Tiongkok itu mitra dagang utama kita. Sehingga yang terjadi dengan Tiongkok tentunya akan berpengaruh ke kita. Risikonya bisa dari ekspor kita yang melambat. Karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat," katanya.
Diskusi media dengan Bank Indonesia (BI) di Banda Aceh, Jumat (7/2). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Meski demikian, Indonesia tetap mempunyai peluang untuk meraup keuntungan dari kebijakan tarif impor AS. Antara lain dengan meningkatkan volume ekspor untuk mengisi pasar yang ditinggalkan China.
ADVERTISEMENT
"Opportunity-nya bisa kita ambil dari peluang ekspor yang bisa kita ambil dari bangsa ekspor yang ditinggalkan Tiongkok," tuturnya.
Dari sisi investasi, Indonesia juga berpotensi mendapatkan investasi dari China maupun negara lainnya yang terdampak kebijakan tarif impor Trump. Fenomena ini sebagaimana terjadi saat Donald Trump menjabat presiden AS untuk pertama kalinya.
"Kalau teman-teman mungkin kita flashback pada waktu 2017-2018 waktu penerapan tarif. Pada waktu Trump 1.0. Itu kan perintahnya adalah banyak perusahaan yang merelokasi operasinya dari Tiongkok ke Vietnam," ujarnya.