Biaya Bahan Baku Bengkak, Laba Garudafood Kuartal III 2022 Tergerus 11 Persen

28 Oktober 2022 12:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Produk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), emiten produsen makanan ringan, melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2022. Perusahaan meraup penjualan Rp 7,82 triliun, naik 22,8 persen dibandingkan periode yang saham tahun lalu Rp 6,36 triliun.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang oleh kategori makanan dalam kemasan yang memberikan kontribusi sebesar 87,8 persen dari seluruh porsi penjualan Perseroan dengan pertumbuhan sebesar 24,5 persen. Sedangkan untuk kategori minuman mengalami pertumbuhan sebesar 12,3 persen. Penjualan domestik perseroan naik sebesar 23,4 persen sementara di pasar ekspor naik 17,4 persen dari tahun sebelumnya.
Meski begitu, beban pokok penjualan per kuartal III 2022 sebesar Rp 5,88 triliun, naik 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di posisi Rp 4,57 triliun.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Jumat (28/10), beban pokok penjualan perusahaan bengkak lantaran total beban produksi naik dari Rp 3,57 triliun menjadi Rp 4,81 triliun. Dari angka tersebut, beban pokok bahan baku paling membebani, karena naik dari Rp 2,79 triliun menjadi Rp 3,90 triliun.
ADVERTISEMENT
Naiknya beban pokok penjualan membuat laba bersih perusahaan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tergerus. Pada kuartal III 2022, laba bersih Garudafood Rp 278,3 miliar, turun 11,18 persen jika dibandingkan kuartal III 2021 sebesar Rp 313,8 miliar. Sementara jika dibandingkan dengan kuartal II 2022, laba bersih perusahaan meningkat Rp 97,5 miliar.
Jajaran manajemen GarudaFood. Foto: GarudaFood
Untuk total liabilitas kuartal III 2022 sebesar Rp 3,59 triliun, turun 3,3 persen jika dibandingkan periode kuartal III 2021 sebesar Rp 3,73 triliun. Sementara ekuitas sebesar Rp 3,17 triliun, total aset sebesar Rp 6,77 triliun, dan memiliki kas dan setara kas lebih dari Rp 600 miliar di akhir 30 September 2022.
“Kami optimistis kinerja perjualan dan laba perseroan mampu tumbuh lebih baik hingga akhir tahun dengan melihat tren permintaan barang yang semakin meningkat di masyarakat meskipun diterpa tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank dan inflasi yang terjadi saat ini,” ujar Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno dalam keterangan resmi.
ADVERTISEMENT
Paulus mengatakan, kenaikan harga BBM juga sangat berpengaruh pada biaya logistik yang ujungnya membuat laba bersih perusahaan tergerus.
Untuk menyiasati kondisi, manajemen melakukan berbagai strategi bisnis di antaranya meluncurkan produk baru untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi di semua lini operasional perseroan. Sedangkan untuk penjualan daring, Garudafood bekerja sama dengan marketplace untuk menggarap B2B dan B2C channel yang lebih luas.
Pada September 2022 Garudafood meluncurkan varian produk baru dari extend brand Garuda ke kategori non peanut yaitu Garuda Crunchy O’Corn rasa Jagung Bakar, Garuda Crunchy Potato rasa Original Kentang Eropa dan Garuda Crunchy Bee rasa Daging Sapi BBQ. Untuk brand Garuda kategori peanut meluncurkan Garuda Kacang Atom rasa Manis Gurih, Garuda Rosta rasa Jagung Manis dan Garuda Pilus rasa Rendang Sapi. Adapun untuk brand Gery di kategori biskuit meluncurkan produk baru Gery Wafer Stick Coconut Roll.
ADVERTISEMENT