Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Biaya Berobat Mahal, AXA Mandiri Luncurkan Produk Khusus Buat Penyakit Kritis
27 Februari 2023 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Jumlah kasus penyakit kritis di Indonesia masih sangat tinggi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan BPJS Kesehatan menyebutkan bahwa penyakit dengan biaya terbanyak adalah jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal.
ADVERTISEMENT
Selama tahun 2019 hingga 2021, BPJS Kesehatan telah membiayai pengobatan penyakit jantung sebesar Rp 30,32 triliun diikuti dengan kanker sekitar Rp 11,21 triliun, stroke Rp 7,75 triliun dan gagal ginjal Rp 6,72 triliun.
Biaya pengobatan yang sangat besar tersebut mendorong PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri ) meluncurkan produk penyakit kritis melalui Asuransi Mandiri Secure CritiCare pada tahun ini. Solusi terbaru dari AXA Mandiri memberikan manfaat perlindungan kepada nasabahnya dari kanker, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal mulai stadium awal hingga akhir.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo Gunawan Kusuma mengatakan Asuransi Mandiri Secure CritiCare merupakan solusi perlindungan dwiguna (endowment).
Ia menyebut asuransi ini berlimpah manfaat seperti, manfaat penyakit terminal, manfaat meninggal dunia hingga 250 persen uang pertanggungan (UP), manfaat tunai dijamin hingga 38 persen dari premi tahunan, manfaat akhir masa asuransi hingga 106 persen total premi yang dibayarkan dan kenaikan UP meninggal dunia sebesar 3 persen setiap tahun, tanpa penambahan premi sesuai dengan ketentuan polis.
ADVERTISEMENT
“Dengan hadirnya Asuransi Mandiri Secure CritiCare ini, nasabah kami dapat terlindungi dari risiko kesehatan dan keuangan di masa depan, terutama dari risiko penyakit kritis. Kami yakin hadirnya solusi ini bisa memberikan ketenangan pikiran atau peace of mind kepada nasabah kami dalam aktivitas keseharian mereka,” ungkap Handojo di Pidari Lounge Plataran Hutan Kota, Senin (27/2).
Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha mengungkapkan hasil penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, dari total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai angka 2.294.114 kasus sekitar 75 persen pasien dengan kanker mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari pengobatan dan perawatan kanker dalam satu tahun setelah terdiagnosis.
Biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kanker yaitu sebesar Rp 102-Rp 106 juta. Sementara biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kardiovaskular atau jantung yaitu sebesar Rp 203,7-Rp 404 juta.
ADVERTISEMENT
”Kami melihat fakta bahwa pengobatan penyakit kritis menelan biaya yang cukup besar. Dengan manfaat seperti jaminan perlindungan penyakit kritis, jaminan kenaikan uang pertanggungan, jaminan cashback, jaminan pengembalian premi, jaminan keleluasaan memilih masa pembayaran, maka Asuransi Mandiri Secure CritiCare menjadi perlindungan berlimpah jaminan bagi nasabah AXA Mandiri,” sambung Rudy.
Masyarakat Harus Sisihkan 10 Persen dari Pendapatan untuk Asuransi
Ia mengibaratkan kalau masyarakat harus menyediakan payung sebelum hujan. Apabila membawa payung, maka masyarakat akan tenang untuk bepergian.
"Ketika kita bawa payung, mau jalan ke warung sebelah, kita kan tenang mau jalan ke warung sebelah ada payung. Sekarang payungnya itu apa? kalau ada risiko hujan tadi," tambahnya.
Untuk itu, Rudy menyarankan masyarakat agar tidak lupa menyisihkan minimal 10 persen dari pendapatannya. Ia tidak menutup kemungkinan apabila masyarakat mau menyisihkan lebih dari angka tersebut untuk tujuan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
"Jangan lupa sisihkan pendapatan bapak ibu minimal 10 persen lah sejelek-jeleknya kita sisihkan," jelas dia.
"Lebih besar, lebih bagus. Kenapa? Untuk memberikan keamanan supaya masa depan kita tujuan jangka panjang kita tetap tercapai," tegas Rudy.
Menurutnya, menjadi sehat tidak hanya didukung oleh olahraga teratur, makan yang sehat serta medical check up secara berkala melainkan pikiran juga harus tenang. Hal ini agar menghindari masyarakat memiliki beban pikiran terkait biaya kesehatannya saat sakit.
"Yang paling penting adalah kita tenang. Kalau pikiran, kalau sakit nanti bagaimana? Saya tidak punya uang, tapi kalau kita beli asuransi, bayar premi kecil nanti pikiran tenang loh," pungkasnya.