Biaya Dana Bank BSI Diklaim Masih Lebih Rendah dari Perbankan Lain

Kinerja keuangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI ) setelah merger mendapatkan komentar khusus dari Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Harris Turiono.
Menurut Harris, biaya dana (cost of fund/CoF) BSI terlihat lebih rendah, hanya 1,57 persen (per semester I 2022). Angka itu jauh di dibandingkan sebelum merger , yakni 2,7 persen di tahun 2020.
"Saya terkejut pak, cost of fund 1,57 persen (per semester 1 2022). Ini di bawah dari rerata Himpunan Bank Negara (Himbara)," kata Harris dalam RDP Komisi VI DPR, Selasa (20/9).
Direktur Finance dan Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menegaskan CoF BSI memang baik. Namun masih berada di atas Bank Mandiri dan BNI. BNI mencatatkan CoF 1,4 persen, di bawah CoF BSI.
"Ada 2 himbara yang CoF lebih baik dari kita, yaitu Bank Mandiri sekitar 1,2 persen dan BNI sedikit lebih murah, tapi hampir sama dengan BSI, " ujar Cahyo.

Cahyo menuturkan, dua bank milik negara lainnya, yakni BTN dan BRI memiliki CoF lebih tinggi. Sepanjang semester 1 2022, BRI mencatatkan CoF 1,7 persen. Sedangkan biaya dana Bank BTN lebih tinggi menjadi 2,35 persen.
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan penentuan biaya dana tergantung struktur pembiayaan perbankan. Semakin banyak bank cabang dan mesin ATM, maka bank makin mudah mendapat dana murah.
"Kalau dibandingkan dengan Bank Muamalat, kita beda genre. Kita punya bank cabang lebih dari 1.000, mesin ATM 2.000 lebih. Bank Muamalat saya tidak tahu (cabangnya)," lanjut Hery.