Biaya Pendidikan Naik 15 Persen Setiap Tahun, Perlukah Asuransi?

19 Februari 2023 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tabungan atau Menabung. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tabungan atau Menabung. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Biaya pendidikan selalu mengalami kenaikan 10 persen hingga 15 persen setiap tahunnya. Hal tersebut diungkapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam laman resminya.
ADVERTISEMENT
"Fakta yang terjadi di lapangan adalah biaya pendidikan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Inflasi yang terjadi untuk biaya pendidikan itu sekitar 10 persen hingga 15 persen," kata OJK, dikutip Minggu (19/2).
Merespons hal tersebut, Perencana Keuangan Andy Nugroho mengungkapkan, asuransi pendidikan dapat menjadi pilihan. Sebab asuransi akan menjamin biaya pendidikan anak jika ke depan orang tua sakit atau bahkan meninggal dunia.
"Poinnya ada dan tidak ada orang tua atau si pencari nafkah, anak masih bisa melanjutkan sekolah. Misalnya, orang tua kecelakaan atau bahkan meninggal dunia anak masih bisa mencapai cita-citanya," kata Andy kepada kumparan, Minggu (19/2).
Di sisi lain, Andy memberikan beberapa cara mengatur keuangan untuk menyiapkan dana pendidikan anak. Pertama, orang tua dapat membuat estimasi biaya sekolah mulai dari uang pangkal hingga uang bulanan alias SPP per bulan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, orang tua bisa mulai menabung atau berinvestasi di berbagai instrumen. Misalnya, emas, reksadana maupun emas.
"Menabung ini beragam macamnya. Bisa nabung sendiri debet dari rekening gaji secara berkala tiap bulan, reksadana, emas, atau saham juga bisa," terang dia.
Terpisah, Perencana Keuangan Finante.id, Sayoga Risdya Prasetyo menjelaskan biaya pendidikan anak yang cukup bervariasi bergantung pada jenis sekolah, tingkat pendidikan, hingga lokasi. Sayoga mengasumsikan sekolahnya adalah sekolah swasta dan lokasinya di Jakarta.
TK rata-rata biayanya Rp 1.000.000 sampai Rp 2.500.000 per tahun. SD rata-rata biayanya Rp 2.000.000 sampai Rp 4.000.000 per tahun. SMP rata-rata biayanya Rp 4.000.000 sampai Rp 6.000.000 per tahun. SMA rata-rata biayanya Rp 6.000.000 sampai Rp 10.000.000 per tahun. Perguruan Tinggi swasta rata-rata biayanya Rp 15.000.000 sampai Rp 30.000.000 per tahun.
ADVERTISEMENT
Sayoga menjelaskan angka-angka tersebut belum disimulasikan dengan inflasi. Apabila diasumsikan anak lahir tahun 2023 dan memilih sekolah swasta di Jakarta dari TK hingga kuliah, maka perkiraan biaya pendidikannya adalah TK Rp 4.121.803; SD Rp 43.730.851; SMP Rp 59.762.104; SMA Rp 134.450.672; Kuliah Rp 725.957.659. Sehingga total Rp 968.023.089.
Ilustrasi menabung saham untuk masa tua. Foto: Shutter Stock
"Jadi, untuk biaya pendidikan anak sendiri membutuhkan biaya hampir Rp 1 miliar," ungkap Sayoga.
Sayoga menuturkan biaya-biaya tersebut belum termasuk untuk kebutuhan hidup dan keinginan seperti membeli kendaraan hingga rumah. Untuk itu, ia menyarankan orang tua melakukan investasi.
"Sehingga, investasi sangat penting karena diibaratkan seperti kendaraan yang bisa membuat mimpi-mimpi kita lebih cepat sampai atau lebih mudah digapai," tutur Sayoga.
Apabila mempunyai target biaya kuliah anak seperti kasus di atas sebesar Rp 725 juta, maka mulai sekarang harus rutin menabung setiap bulan sebesar Rp 3.360.000. Namun, dengan bantuan investasi, seperti reksa dana saham dengan return 10 persen per tahun, maka mulai hanya perlu menabung rutin setiap bulan sebesar Rp 1.326.000 saja.
ADVERTISEMENT
"Di luar itu semua, ada banyak strategi lain yang dapat dimanfaatkan seperti mengevaluasi budgeting rumah tangga, atau mencari pendapatan tambahan. Apabila Anda ragu untuk merencanakan segalanya sendiri, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional yang telah tersertifikasi," terang Sayoga.