Bidik Ekspor Naik 10 Kali Lipat, Bio Farma Bakal Ekspansi Pabrik

1 November 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Biofarma. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Biofarma. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma (Persero) mencanangkan perluasan atau ekspansi pabrik vaksin untuk mengakomodasi peningkatan pendapatan dari ekspor yang ditargetkan bisa naik 10 kali lipat dalam 10 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir membidik perusahaan menjadi salah satu pusat produksi vaksin dunia. Dia memastikan pemerintah mendorong kenaikan produksi Bio Farma 5 kali lipat dalam 10 tahun ke depan.
"Tinggal kita dorong lagi, bahkan kita dorong produksinya untuk 10 tahun ke depan kalau bisa, bisa naik 5 kali lipat," ungkapnya saat Konferensi Pers di Kementerian BUMN, Jumat (1/11).
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bio Farma Saleh Ayubi mengatakan saat ini kapasitas produksi vaksin perusahaan sebanyak 3,1 miliar dosis per tahun dan akan ditingkatkan berkali-kali lipat.
"Ini tidak mungkin dilakukan di pabrik kita yang di Bandung, itu dibangun 130 tahun yang lalu di tengah hutan, sekarang itu sudah di tengah kota dan sudah penuh banget," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain sudah terlalu padat, Soleh menyebut keamanan pabrik vaksin tersebut juga kurang bisa terpenuhi, sehingga perusahaan bersama pemerintah mencari lokasi pabrik baru untuk bisa memproduksi vaksin selama 50-100 tahun.
Dengan ekspansi pabrik ini, dia menargetkan peningkatan produksi vaksin hingga 5 kali lipat dalam waktu 10 tahun. Di sisi lain, pendapatan dari ekspor juga ditargetkan naik 10 kali lipat.
"Kita punya fleksibilitas untuk menaikkan kapasitasnya bahkan sampai 5 kali lipat, sehingga revenue-nya juga harapannya dari ekspor itu, kita punya aspirasi internal untuk ekspor 10 tahun ke depan bisa naik antara 8-10 kali lipat," jelas Soleh.
Saleh mengungkapkan perusahaan sudah mengidentifikasi 3 lokasi alternatif, meskipun dia enggan membeberkan secara rinci. Kajian lokasi pabrik itu mempertimbangkan banyak hal, seperti ketersediaan air dan pasokan energi hijau.
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers terkait perkembangan PT Bio Farma, Jumat (1/11/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Pasalnya, dia mengungkapkan pabrik vaksin Bio Farma di Pasteur, Bandung, membutuhkan pasokan air 5 juta liter setiap tahun.
ADVERTISEMENT
"Ada 3 alternatif lokasi sekarang. Tapi untuk itu kan harus dikaji dalam AMDAL-nya. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, energi hijau itu juga menjadi kunci ya," tutur Soleh.
Saleh mencatat, nilai ekspor Bio Farma naik 80 persen dalam 2 tahun terakhir. Selanjutnya, perusahaan menargetkan bisa masuk persyaratan tender UNICEF mulai tahun 2026.
Adapun perusahaan menargetkan ekspor vaksin bisa mencapai Rp 3 triliun di tahun 2025. Sejauh ini, target tersebut sudah tercapai setengahnya karena kontrak yang diteken saat pertemuan akbar tahunan 43 perusahaan farmasi global di Sao Paulo, Brasil, pada Oktober 2024 yang juga dihadiri oleh WHO dan UNICEF.
Bio Farma mendapatkan kontrak ekspor vaksin senilai Rp 1,4 triliun untuk tahun 2025, di antaranya jenis vaksin polio, diphteri, tetanus dan pertusis.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, kata Soleh, sebanyak 700 juta anak dari 153 negara di seluruh dunia sudah menggunakan vaksin produksi Bio Farma. Dengan begitu, perusahaan meyakini perannya yang vital di industri kesehatan global.
"Makanya terus kami terus berusaha memperbaiki performa kami, dan juga memastikan supply chain-nya itu terjamin," kata Soleh.