Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Bijak Atur Pengeluaran agar Finansial Aman Setelah Lebaran
24 Maret 2025 11:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
Jika pengeluaran ini tidak diatur dengan bijak, bisa berdampak pada kestabilan finansial terutama setelah Lebaran. Ditambah, tidak banyak masyarakat yang menyadari tentang pentingnya perencanaan keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) 2024, sekitar 1 dari 3 penduduk Indonesia masih memiliki pemahaman yang kurang memadai tentang produk dan layanan keuangan. Padahal pemahaman yang cukup mengenai perencanaan keuangan dapat membantu masyarakat menjaga kestabilan keuangan dalam jangka panjang.
Dalam rangka membantu keuangan masyarakat agar #PastiJadiLebih baik lagi, Sun Life bersama kumparan menghadirkan diskusi Bright Talk Sun Life bertema "Puasa Berkah, Keuangan Terarah" pada Kamis (20/3) di Cacamarica, Menara Sun Life Lantai 5, Jakarta Selatan.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho, mengatakan, acara ini menjadi wadah diskusi yang membahas bagaimana mengatur keuangan agar tetap terjaga selama Ramadan hingga Lebaran. Menurutnya, perencanaan keuangan penting agar kegembiraan masyarakat di momen Ramadan dan Lebaran tetap terjaga, tanpa khawatir akan masalah finansial di kemudian hari.
“Saat ini kita ada di situasi yang unik, tantangan ekonomi, geopolitik, inflasi. Bagaimana kita mengubah tantangan ini menjadi peluang. Karena itu, hari ini kita akan berbincang tentang perlindungan finansial dan bagaimana memastikan keuangan kita aman, tapi juga tenang hati dan penuh spiritual di Ramadan ini,” ujar Teck Seng.
Hadir dalam diskusi public figure sekaligus creativepreneur, Haykal Kamil dan VP, Head of Product Marketing Sun Life Indonesia, Farida Budhiyati yang membagikan tentang strategi menjaga keuangan tetap stabil setelah lebaran.
Farida pun menekankan pentingnya perencanaan keuangan atau budgeting untuk memastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Karena itu, ia menyarankan untuk menyusun estimasi pengeluaran untuk berbagai kebutuhan, seperti biaya mudik, pakaian baru, dan pemberian THR.
"Kita sama-sama tau lebaran itu tuh pengeluaran tiba-tiba banyak, dar der dor. Meskipun THR dapat, tapi ingat jangan cuma lewat. Makanya, harus dihitung, kalau mau mudik, totalnya berapa, mau beli baju baru berapa, ngasih asisten rumah tangga, atau ngasih orang-orang terdekat kita berapa, ini estimasi aja totalnya berapa seperti itu. Jangan sampai melebihi pemasukan," ujar Farida.
Demi menekan pengeluaran, ia juga mengingatkan masyarakat tidak tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Mengingat situasi ekonomi saat ini, ia lebih menyarankan untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan, investasi, dan proteksi.
Farida pun memberikan formula perencanaan keuangan dengan membagi penghasilan ke dalam beberapa pos, misalnya 50 persen untuk kebutuhan utama, 30 persen untuk tabungan, investasi, serta proteksi, dan 10-15 persen dialokasikan untuk dana darurat. Sisanya dapat dialokasikan untuk zakat agar 100 persen dari penghasilan digunakan dengan manfaat yang maksimal.
"Jadi tipsnya adalah pertama, ditotalin aja, di-manage, artinya lebih ke budgeting, yang kedua, jangan impulsif ya teman-teman,” ujarnya.
Atur Keuangan Bijak Saat Ramadan Ala Haykal Kamil
Setuju dengan pendapat Farida Budhiyati, Haykal Kamil yang turut hadir juga menilai pentingnya untuk tidak impulsif dalam berbelanja selama Ramadan. Ia menyadari Ramadan bisa mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Jika tidak bijak dalam mengatur keuangan, akan berpengaruh terhadap kondisi finansial setelah lebaran.
Apalagi sebagai seorang entrepreneur di bidang fesyen Muslim, Haykal mengaku pendapatannya biasanya meningkat pesat saat Ramadan. Jika ia tidak belajar mengelola keuangan dengan bijak, maka akan kesulitan menghadapi masa-masa ketika pemasukan menurun di luar Ramadan.
“Jadi apa yang kita dapat harus bisa kita atur, karena kita sadar nggak setiap bulan ini kayak Ramadan, gitu. Setuju banget harus kita atur agar keuangan tetap aman di bulan lain,” ujar Haykal.
Makanya, Haykal selalu disiplin melakukan pencatatan untuk pengeluaran pribadi maupun bisnis. Tujuannya agar dia bisa memantau pengeluaran setiap bulan.
“Jadi aku selalu tahu setiap bulannya bisa di-review. Yang kedua juga, biasanya juga aku mulai menyisihkan mana yang bisa dibelanjakan, mana yang disimpan karena nggak bisa bisa semuanya di-spending,” ujarnya.
Keuangan Syariah untuk Perlindungan Finansial
Perencanaan untuk menjaga finansial tetap aman sangat penting, terutama di tengah berbagai tantangan ekonomi yang tidak menentu. Salah satu cara yang semakin populer saat ini adalah menggunakan produk keuangan syariah.
Farida Budhiyati mengatakan, keuangan syariah menerapkan prinsip kehati-hatian, transparansi, tolong-menolong dan tidak ada unsur spekulasi atau ketidakpastian (gharar). Sehingga pengelolaan finansial dengan prinsip syariah bisa menjadi solusi untuk melindungi keuangan dalam jangka panjang.
"Jadi ya di kala ketidakpastian ini, mungkin teman-teman yang belum punya instrumen keuangan syariah bisa dipertimbangkan untuk diversifikasi," ujarnya.
Untuk masyarakat yang ingin mempunyai perlindungan keuangan menganut prinsip syariah, Farida menyebut bahwa kini Sun Life sudah punya produk Asuransi Salam Anugerah Harapan. Sesuai namanya, produk ini hadir untuk memberikan perlindungan santunan mencapai Rp 2 Miliar dengan tiga keunggulan utama yaitu Terjangkau, Mudah, dan Berkah.
Farida menjelaskan bahwa produk ini harganya terjangkau, yakni mulai dari Rp 500 ribu per bulan—setara dengan biaya jajan takjil selama Ramadan. Jika dihitung, membeli takjil setiap hari selama 30 hari bisa menghabiskan lebih dari itu.
Selain itu, produk ini juga Mudah, karena proteksi bisa didapatkan tanpa perlu melakukan medical check-up. Terakhir, produk ini Berkah, karena menawarkan potensi pengembalian hingga 150 persen dari kontribusi yang dibayarkan pada akhir masa asuransi.
Dengan masa pertanggungan bervariasi mulai 10, 15, 20 atau 25 tahun, produk ini bisa memberikan perlindungan dan fleksibilitas finansial di masa depan.
“Jadi dapat semua, mudah, murah dan berkahnya. Kalau kita mengatur keuangan dengan terarah insyaallah akan membawa keberkahan untuk kita dan keluarga,” ujarnya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio