Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bikin Aplikasi Layanan Pasien, Prodia Kurangi Ekspansi Cabang Klinik dan Lab
7 Maret 2023 19:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Prodia Widyahusada, Dewi Muliaty, dengan adanya aplikasi ini, layanan pasien secara digital diharapkan bisa meningkat jadi 17 persen. Perusahaan juga akan mengurangi ekspansi cabang Prodia di berbagai daerah.
“Kita harap aplikasi ini jadi pendorong kinerja baru perusahaan. Untuk itu, mungkin kita akan menurunkan ekspansi cabang klinik dan laboratorium. Biasanya kita 5 sampai 7 (cabang) per tahun, tahun ini target hanya 1 atau 2,” kata Dewi usai acara Grand Launching U by Prodia di Silk Bistro, Selasa (7/3).
Dewi juga berharap aplikasi ini dapat berada di atas rata-rata cabang fisik karena jangkauan ke konsumen yang lebih luas. Dia memberi ilustrasi Bahwa target pertumbuhan rata-rata cabang fisik mencapai 20 persen setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
“Karena jangkauannya yang lebih luas, kami harap pertumbuhannya bisa berada di atas 20 persen,” tutur Dewi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Prodia Digital Indonesia Rudy Cahyadi menyampaikan, aplikasi U by Prodia akan memudahkan masyarakat awam untuk memahami kebutuhan kesehatannya. Karena kebutuhan kesehatan tiap orang berbeda-beda sehingga memerlukan pendekatan preventif yang berbeda pula
Sebenarnya, Prodia telah memiliki satu aplikasi layanan kesehatan bernama Prodia Mobile, namun Rudy menyebutkan sifat aplikasi U by Prodia yang lebih dipersonalisasi menjadi keunggulan dibandingkan Prodia Mobile.
“Oleh karena itu, ke depannya aplikasi Prodia akan jadi satu di U by Prodia, sementara Prodia Mobile akan di-sunset-kan. Kami menginginkan jumlah user U by Prodia akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan aplikasi sebelumnya,” tutur Rudy kepada awak media.
ADVERTISEMENT
Rudy menjelaskan Prodia menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp 250 miliar. Mayoritas dana capex tersebut ditujukan untuk melanjutkan pengembangan digitalisasi dan teknologi Prodia Digital Indonesia.