Bikin Pupuk dari Batu Bara, Wiraswata asal Indonesia dapat Hak Paten di AS

27 Juni 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
ADVERTISEMENT
Produk hasil pengembangan R. Umar Hasan Saputra, seorang wiraswastawan dan inventor bidang pertanian asal Indonesia, berupa teknologi produksi pupuk berbahan dasar batu bara mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Amerika Serikat, dengan diterbitkannya hak paten dari United States Patent and Trademark Office (USPTO) pada 16 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan tersebut merupakan capaian besar mengingat teknologi produksi pupuk berbahan batu bara yang dikembangkannya saat ini satu-satunya yang berhasil memperoleh hak paten di AS.
Dengan diterbitkannya paten tersebut, pupuk batu bara dengan merek dagang Glogens Organic Micro-Carbon Fertilizer nantinya selain dapat memasuki pasar industri pertanian di AS, yang saat ini merupakan pasar terbesar di dunia, juga dapat membuka peluang investasi berupa pendirian pabrik serta memperlancar pemasaran produk pupuk tersebut di tingkat global.
Menurut R. Umar Hasan Saputra, paten atas teknologi yang diraihnya memiliki beberapa keunggulan. Pupuk yang di Indonesia bermerek dagang Futura tersebut dihasilkan dari bahan dasar batu bara berkalori rendah yang banyak terdapat di berbagai negara.
"Pupuk tersebut bersifat organik dan juga eco-friendly karena dapat memperbaiki kondisi tanah serta dapat diproduksi secara lebih cepat dan masif sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan pupuk kimia, serta diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani dalam jumlah besar dalam rangka mendukung terwujudnya ketahanan pangan," demikian penjelasan Umar Hasan Saputra seperti dikutip dari keterangan resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Chicago, Sabtu (27/6).
Ilustrasi petani AS. Foto: Shutterstock
R. Umar Hasan Saputra juga menjelaskan bahwa pupuk hasil pengembangan selama 11 tahun tersebut telah melalui serangkaian uji coba dan telah digunakan berbagai kelompok petani di dalam negeri. Hasilnya, pupuk tersebut mampu meningkatkan produktivitas hasil panen secara signifikan pada berbagai jenis tanaman pertanian. Selain itu juga berbiaya produksi lebih rendah serta mampu menurunkan penggunaan pestisida sehingga meminimalisir efek samping bagi tanaman maupun tanah.
ADVERTISEMENT
Pupuk batu bara ini telah dipatenkan di Indonesia sejak tahun 2013, sementara proses paten di AS dimulai sejak Oktober 2016. Setelah melalui proses yang cukup panjang, R. Umar Hasan Saputra dan Davy Makimian, Direktur Utama perusahaan PT Saputra Global Harvest di Indonesia, bersama mitra bisnisnya Steve Budiono, Direktur Utama Global Green Energy Solutions Corporation (GLOGENS) yang berada di AS, akhirnya berhasil memperoleh hak paten dari AS pada tahun 2020.
Sebagai langkah tindak lanjut setelah diterbitkannya paten, GLOGENS akan memproses pengajuan perizinan dan lisensi ke pihak otoritas terkait di AS, sebelum masuk ke tahap upaya pemasaran secara lebih luas. Untuk mendukung upaya tersebut, GLOGENS juga telah menyiapkan lahan di California untuk uji coba pupuk batu bara bagi tanaman padi, serta sedang menyiapkan lahan tambahan di Indiana untuk jenis tanaman jagung.
ADVERTISEMENT
Guna mendukung penetrasi Glogens Organic Micro-Carbon Fertilizer ke pasar AS, Konsul Jenderal RI Chicago Meri Binsar Simorangkir menyatakan bahwa KJRI dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) bersama perwakilan RI di AS selain akan membantu fasilitasi proses pengajuan sertifikasi standardisasi ke lembaga-lembaga terkait di AS, juga dalam hal upaya-upaya promosi dan pemasaran bekerjasama dengan pihak-pihak terkait di wilayah Midwest.
Ilustrasi petani AS. Foto: Shutterstock
Wilayah ini dikenal sebagai salah satu pusat produksi pertanian dan perkebunan utama di AS, seperti kedelai, jagung dan gandum, sehingga Midwest AS merupakan salah satu kawasan yang sangat potensial untuk pemasaran pupuk Futura nantinya.
Sampai dengan saat ini, PT Saputra Global Harvest juga telah menjalin kerjasama dengan Zimbabwe di Afrika melalui penandatanganan perjanjian disediakannya lahan bagi uji coba penggunaan pupuk batu bara teknologi Saputra di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah nantinya dilakukan pemasaran pupuk di Zimbabwe selama 1-2 tahun, pupuk batu bara tersebut menurut rencana akan diperkenalkan ke berbagai negara Afrika lainnya, termasuk Kenya, Zambia, Namibia dan Ghana.
Ke depannya, diharapkan pemasaran pupuk berbasis dasar batu bara hasil karya putra bangsa ini juga dapat memasuki pasar benua lainnya seperti Eropa, Asia dan Australia.