Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Angkotnya nanti minggir. Desember ini enggak ada angkot lagi, itu dalam rangka menyambut LRT yang belum datang-datang sampai sekarang,” ujar Bima Arya saat ditemui usai Main Event Sewindu PSN di Hotel Grand Sheraton, Jakarta, Kamis (27/7).
Bima Arya menjelaskan, sudah ada 47 Biskita yang sudah beroperasi dan akan ada penambahan unit bus lagi. Sopir angkot kemudian bergeser menjadi sopir Biskita.
“Yang bikin macet adalah kalau angkot berhenti, hanya sopir dan Tuhan yang tahu. Karena supirnya enggak digaji makanya ngetem, nah ini bus ini supirnya digaji, disubsidi sama kita,” tuturnya.
Menurutnya, pergantian moda transportasi ini tidak mudah karena satu angkot belum tentu dikendarai oleh satu pengemudi. Dengan demikian, pemerintah memfasilitasi sopir angkot untuk bekerja informal dan sisanya sebagai teknisi di Biskita.
ADVERTISEMENT
“Itu cara kita menjadikan kota ini lebih cerdas, dan menjadikan kota lebih ramah. Menjadikan anak-anak muda sebagai pemilik kota yang pada suatu saat akan mengelola kota jadi pemimpin kota,” imbuhnya.
Bima Arya membeberkan kendala pembangunan stasiun LRT di Bogor yaitu masalah pembiayaan dan pembebasan lahan. Sementara menunggu LRT masuk, Pemerintah Kota Bogor menyediakan akses pelayanan feeder LRT yaitu Biskita Trans Pakuan.
“Makanya kita buat konversi angkot jadi bus, makanya kita desain trem ini dalam rangka menyambut LRT. Kalau 45 menit dari Baranangsiang dan Dukuh Atas, berarti kita harus siap untuk bangun sarana TOD-nya,” tambah Bima Arya.