BIN: Ekonomi 2023 Gelap, Ada Potensi Perang Nuklir Rusia-Ukraina

17 Januari 2023 19:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PB Esports Indonesia, Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan saat menghadiri Rakornas PBESI di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu (5/3/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PB Esports Indonesia, Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan saat menghadiri Rakornas PBESI di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Sabtu (5/3/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan mengungkapkan ekonomi global di 2023 sangatlah gelap. Bahkan, ada potensi perang nuklir antara Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Perang Rusia dan Ukraina yang diprediksi masih akan berlangsung lama dan diperparah dengan munculnya potensi penggunaan senjata nuklir dalam skala yang terbatas perang antara kedua negara tersebut," kata Budi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di SICC, Selasa (17/1).
Tentunya konflik kedua negara tersebut telah mengganggu pasokan energi dan pangan dunia. Tak hanya perang nuklir, tahun 2023 juga diperparah dengan situasi konflik geopolitik China dan Taiwan di Selat Taiwan.
Konflik Cina dan Taiwan akan mempengaruhi jalur logistik dunia. Akibatnya banyak negara terpaksa harus menerapkan nasionalisme yang sempit atau langkah-langkah proteksionisme guna mengamankan dan memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, infrastruktur di negara-negara Eropa saat ini mulai banyak yang terbengkalai karena kekurangan biaya akibat inflasi.
ADVERTISEMENT
"Contohnya di Italia telah mengalami krisis listrik dan kesulitan pangan sementara di beberapa negara di Afrika ini sangat bergantung 90 persen impor akan gandum dari Rusia dan Ukraina. Oleh karenanya saat ini mereka sedang terancam kelaparan dan kemiskinan yang ekstrem," terang Budi.
Budi menekankan, 2023 merupakan tahun yang sangat berat bagi Indonesia. Sebab, di waktu yang bersamaan, Indonesia berpotensi jadi negara importir besar komoditas pangan.
"Untuk Indonesia ada pekerjaan rumah yang sangat besar di mana Januari 2023 ini Indonesia akan menjadi negara importir atau negara importir yang besar terhadap komoditas-komoditas pangan khususnya gandum, kedelai, beras, daging, dan bawang putih," tandasnya.