Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bio Farma Masih Rugi Rp 1,16 Triliun Sepanjang 2024, Kinerja Membaik pada 2025
8 Mei 2025 17:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Bio Farma (Persero) masih mengalami kerugian bersih sebesar Rp 1,16 triliun (unaudited) sepanjang tahun 2024. Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan pendapatan Bio Farma pada 2024 sebesar Rp 15,71 triliun.
ADVERTISEMENT
Namun perusahaan masih kesulitan dalam mengerek angka Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada tahun 2024 yang tercatat minus Rp 0,19 triliun.
"Tahun 2024 ini penurunan net income tersebut masih berlanjut masih negatif namun ini masih sudah lebih bagus dibandingkan dari tahun 2023," katanya saat Rapat Komisi VI DPR, Kamis (8/5).
Shadiq mengatakan secara historis, pendapatan Bio Farma pada tahun 2020 itu sebesar Rp 14,3 triliun, kemudian melonjak pada tahun 2021 ketika pandemi COVID-19 menjadi Rp 43,46 triliun.
Kemudian saat pandemi COVID-19 mereda di tahun 2022, pendapatan Bio Farma menurun menjadi Rp 21 triliun, turun kembali saat memasuki kondisi normal di tahun 2023 sebesar Rp 15,23 triliun.
Sementara itu, posisi net income atau laba bersih perusahaan pada tahun 2020 mencapai Rp 280 miliar, lalu meroket menjadi RP 1,7 triliun pada 2021, kemudian anjlok di tahun 2022 mencapai Rp 260 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kemudian di tahun 2023 ini adalah masa-masa yang tidak mudah buat kami, sehingga secara grup kami harus suffer dengan minus Rp 2,04 triliun," ungkap Shadiq.
Tren Positif
Shadiq memastikan kinerja keuangan Bio Farma pada kuartal I 2025 sudah mulai membaik, dengan capaian pendapatan sebesar Rp 3,66 triliun dan laba bersih yang positif di posisi Rp 380 miliar.
"Kemudian EBITDA tahun 2025 ini sudah menunjukkan positif yaitu Rp 730 miliar," ujarnya.
Dia menjelaskan, kinerja Bio Farma terdampak dengan adanya peralihan dan pemulihan pandemi COVID-19, terdapat beberapa hal yang menjadi beban-beban perusahaan terutama dari sisi persediaan vaksin.
Namun, lanjut dia, perusahaan mendapatkan peluang dengan kebijakan Kementerian Kesehatan Saudi Arabia yang mewajibkan jemaah haji wajib diberikan suntikan COVID-19 untuk tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Puji syukur bahwa itu juga menjadi peluang buat kami dan kami berharap juga untuk berikutnya bisa dilakukan juga terhadap jemaah umroh, karena jemaah haji mungkin hanya sekitar 240 ribu orang per tahun tapi jemaah umroh ada sekitar 1,8 juta orang per tahun," tutur Shadiq.