Bisakah Bank Konvensional Berkompetisi dengan Fintech?

15 Juni 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Layanan financial technology (fintech) saat ini semakin berkembang. Layanan yang menggabungkan akses keuangan dengan teknologi digital ini, kini hadir sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi tersebut, tak heran jika layanan fintech dan bank konvensional dinilai bersaing secara bisnis di sektor keuangan. Sebab, kedua industri ini sama-sama dalam mencari keuntungan melalui nasabah.
Tak hanya perbankan besar yang harus bersiap menghadapi disrupsi fintech, Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga harus mampu menghadapi pendatang baru tersebut. Namun apakah BPD mampu bersaing dengan layanan fintech?
Executive Vice President Digital Center of Excellence Bank BRI Kaspar Situmorang mengatakan, kehadiran fintech tidak harus melulu dianggap sebagai pesaing perbankan konvensional. Jika dilihat dari skema bisnis yang dijalankan, kedua industri ini bisa saling melengkapi.
If you can’t beat them, join them. Kalau enggak bisa dikalahkan, gabung dengan mereka. Salah satu cara tercepat yaitu berpartner, bermitra dengan fintech yang sesuai dengan critical capabilities yang dimiliki oleh BPD yang ada di daerah. Itu yang pertama,” ungkap Kaspar dalam Webinar Bank Traditional vs Challenger Bank, Senin (15/6).
com-Fintech Foto: Shutterstock
Kedua, Kaspar menyarankan untuk jangan menciptakan roda baru alias produk baru. Sebab, menciptakan sebuah produk membutuhkan riset dan development yang tidak singkat. Ada baiknya, perbankan bermitra dengan provider teknologi yang kini juga sudah berkembang pesat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Jangan kita ciptakan roda baru karena ini butuh riset dan developer yang panjang sekali. Oleh sebab itu, langsung saja menggunakan mitra yang sudah jadi atau barang yang sudah jadi dari provider teknologi yang ada di Indonesia. Sudah banyak,” ujarnya.
Ketiga, BPD dituntut untuk melakukan digitalisasi di semua channel. Menurut Kaspar, digitalisasi merupakan sebuah fase penting bagi perbankan. Kantor cabang harus mulai menerapkan operating model berbasis digital. Tak hanya itu, digitalisasi juga harus diterapkan pada performance management model. Sehingga karyawan tidak harus datang ke kantor, tapi semua pekerjaan bisa dimonitor secara digital.
“Cabang operating model sudah digital, kemudian bagaimana optimalisasi performance management model yang tadinya berbasis score card yang model tradisional, sekarang harus berbasis objective and key result. Yang tanpa perlu datang ke kantor, tapi semua pekerjaan sudah bisa di monitor berbasis digital,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, BPD juga harus bisa menciptakan digital journey yang lebih menawan dan lebih mudah bagi nasabah yang ada di daerah. Digital journey ini juga harus mencakup semua channel yang dimiliki oleh perbankan.
“Baik penggunaan mobile-nya, EDC nya, kita coba reimagine ulang bagaimana layanan diberikan kepada nasabah,” tandasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!