Bisnis Beduk Menggema di Pasar Tanah Abang Jelang Lebaran

13 Juni 2018 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bedug-bedug yang dijual di Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bedug-bedug yang dijual di Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasar Tanah Abang memang menyediakan berbagai macam kebutuhan masyarakat. Mulai dari pakaian hingga makanan ada di sini.
ADVERTISEMENT
Saat musim Lebaran, barang yang dijajakan penjual lebih beragam lagi. Salah satunya beduk untuk takbir. Sepanjang Jalan Mas Mansyur, Jakarta, berjejer penjual beduk. Tidak hanya menjual, pedagangnya juga kerap membunyikan beduk tersebut sehingga memancing perhatian kendaraan yang melintas.
Diakui salah satu penjual beduk di Tanah Abang, Fikri, Pasar Tanah Abang memang menjadi tujuan pembeli mencari beduk-beduk. Mulai dari beduk berbahan kayu hingga beduk dari drum seperti yang dijualnya. Selain dari Jakarta, pembelinya, banyak dari pinggiran kota seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
“Memang sudah terkenal. Orang dari mana-mana datang ke sini. Ada yang dari Depok, Tangerang, Bogor, Priok juga. Ada yang mungkin sambil beli baju Lebaran, dia lihat beduk kecil, dia beli. Ada yang memang nyari,” kata Fikri saat ditemui kumparan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/6).
Fauzi alias Mona, penjual bedug kaleng (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi alias Mona, penjual bedug kaleng (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Fikri sendiri hanya menjual beduk menjelang Lebaran. Sehari-hari dia tinggal di Bogor, setelah lama tinggal di sekitar Tanah Abang. Diakuinya, sejak dia pindah, beduk-beduk ini diproduksi sendiri di Bogor. Tapi dia tetap memilih menjualnya di Pasar Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
“Bikinnya di Bogor. Ya kita biasanya jual di sini. Orang dari mana-mana ke sini. Kalau di Bogor ya paling di situ-situ saja,” ucapnya.
Tahun ini, kata Fikri, dia membuat 160 beduk dari drum untuk berbagai ukuran. Sejak dijajakan pada 1 Juni lalu, sudah terjual hampir 100 beduk.
Selain itu, kata pria 50 tahun ini rata-rata yang jual beduk di sini adalah mereka yang juga selama ini jualan daging kambing atau juragan kambing. Kulit kambing yang mereka gunakan untuk beduk berasal dari dagangan sendiri.
Kulit kambing untuk bedug di Pasar Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kulit kambing untuk bedug di Pasar Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Begitu pun dengan Fauzi alias Mona, penjual beduk di Pasar Tanah Abang. Mona mengatakan, umumnya kulit kambing yang dijadikan alas atas beduk itu dari kambing yang mereka potong. Kadang, pada saat Idul Adha tahun lalu, kulitnya ada yang disisihkan lalu dikeringkan untuk dibikin beduk seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
“Kulitannya kita motong sendiri. Memang kita jual kambing juga di sini,” ucapnya.
Tahun ini, Mona mengaku membuat 200 beduk. Namun hingga H-3 Lebaran, baru terjual 100 beduk.
Tidak hanya jual beduk dari drum yang sudah jadi, Mona dan Fikri juga menjual kulit kambing dan kulit sapi secara terpisah. Kulit-kulit itu dijual karena banyak juga orang yang sudah memiliki beduk, hanya perlu ganti kulitnya saja.
“Kulit kambing kita jual Rp 160 ribu per lembarnya (ukuran beduk besar). Kulit sapi Rp 250 ribu. Lebih mahal karena kulit sapi lebih tebal,” jelasnya.
Bedug-bedug yang dijual di Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bedug-bedug yang dijual di Tanah Abang (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)