Bisnis Metaverse Meredup, Apa Kabar Produk Metanesia Milik Telkom Group?

7 September 2023 18:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peluncuran Metanesia, ekosistem metaverse pertama di Indonesia milik PT Telkom Indonesia (Persero).  Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peluncuran Metanesia, ekosistem metaverse pertama di Indonesia milik PT Telkom Indonesia (Persero). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengakui bisnis metaverse semakin meredup. Berbagai produk berbasis metaverse sempat digandrungi masyarakat global, namun saat ini seakan-akan lenyap dari permukaan.
ADVERTISEMENT
Adapun Telkom telah meluncurkan Metanesia pada Agustus 2022 lalu, yang diklaim menjadi ekosistem pertama metaverse yang dikembangkan di Indonesia. Lalu, bagaimana nasib produk perusahaan pelat merah tersebut?
Direktur Digital Business Telkom Indonesia Muhammad Fajrin Rasyid menuturkan salah satu tantangan bisnis metaverse ada di masalah device atau perangkat. Namun, dia memastikan Telkom masih membuka kerja sama di bidang metaverse.
"Kami tetap terbuka untuk kerja sama, hanya memang investasi yang kami kembangkan tidak lagi ditambah banyak, karena sekarang situasinya belum terlalu mendukung," ungkapnya di sela acara BATIC 2023, Kamis (7/9).
Direktur Digital Business Telkom Indonesia Muhammad Fajrin Rasyid saat BATIC 2023 di The Westin Nusa Dua, Kamis (7/9/2023). Foto: Fariza/kumparan
Fajrin mengatakan, saat ini Metanesia lebih condong kepada pemeliharaan atau maintenance produk yang sudah ada sehingga masih bisa digunakan dan diakses oleh publik.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dia memastikan Telkom masih terbuka dengan segala kemitraan sambil mengembangkan produk inovasi teknologi lain seperti kecerdasan buatan (AI) dan sebagainya.
Menurutnya, Telkom melihat pengembangan pasar metaverse memang sempat meledak di tahun lalu, namun saat ini lebih diarahkan kepada produk yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat.
"Sehingga kami sekarang mencoba untuk melakukan investasi yang lebih selektif terkait dengan metaverse, investasi yang kami pikir memiliki use case yang menghasilkan atau bermanfaat bagi user," jelas Fajrin.
Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peluncuran Metanesia, ekosistem metaverse pertama di Indonesia milik PT Telkom Indonesia (Persero). Foto: Kementerian BUMN
Fajrin mengakui ada beberapa use case yang tidak terlalu menarik bagi user, contohnya produk NFT yang sempat menjadi produk investasi, namun kini sudah banyak ditinggalkan dan harganya pun anjlok.
"Ternyata orang sekarang enggak segitunya deh sehingga tidak terlalu aktif lagi di NFT, harga NFT pun kalau dilihat cukup turun jika dibandingkan dengan tahun lalu," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Fajrin menyebutkan dalam menggandeng kerja sama dengan BUMN lain atau perusahaan swasta dalam produk metaverse, Telkom pun tidak ingin hasilnya hanya ikut-ikutan tren saja.
"Kita bikin metaverse tapi jangan hype atau ikut-ikutan doang, tapi bikin kalau mau bangunan atau use case dalam metaverse apa nih yang kira-kira bermanfaat bagi user," pungkas dia.