BKPM Prioritaskan Investasi di Bidang Kesehatan hingga Energi Terbarukan

16 November 2020 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
ADVERTISEMENT
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah menyiapkan prioritas investasi yang akan dilakukan di Indonesia. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, salah satu pertimbangan dalam penyusunan prioritas tersebut adalah penciptaan nilai tambah.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengungkapkan, prioritas investasi yang pertama adalah di bidang kesehatan. Ia merasa sektor tersebut memang perlu digenjot karena alat-alat dan bahan di dalam negeri belum memadai.
“Kita tahu bahwa 90 persen kebutuhan kesehatan kita, alkes kita, obat-obat itu bahan bakunya impor,” kata Bahlil saat acara West Java Investment Summit 2020 secara virtual, Senin (16/11).
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. Foto: Moh Fajri/kumparan
Bahlil menilai pandemi COVID-19 seperti membuka mata terkait kondisi fasilitas industri kesehatan di Indonesia yang belum maksimal. Ia memastikan akan memberikan insentif atau kemudahan khususnya bagi investor di bidang kesehatan.
“Kemudian energi baru terbarukan karena arah kebijakan negara ke depan pembangkit listrik yang batu bara ini mulai kita perkecil dan EBT sebagai pro lingkungan karena itu sudah menjadi konsensus dunia,” ujar Bahlil.
ADVERTISEMENT
Prioritas investasi selanjutnya adalah di bidang infrastruktur. Sektor tersebut memang menjadi andalan pemerintah selama ini. Bahlil menjelaskan pemerintah bakal terus menggenjot infrastrukur apalagi bisa mendukung peningkatan investasi.
Bahlil mengungkapkan sektor prioritas berikutnya adalah pertambangan yang mempunyai nilai tambah. Menurutnya pertambangan yang harus dimaksimalkan adalah nikel untuk baterai. Sebab, kata Bahlil, mayoritas bahan baku tersebut ada di Indonesia.
“Nah menyangkut nikel kita ingin ke depan Indonesia menjadi pemain yang disegani oleh dunia dalam konteks menyediakan energi baru terbarukan khususnya untuk baterai,” tutur Bahlil.