Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Blibli Mulai Bookbuilding IPO, Begini Prospek Sahamnya Dibanding BUKA dan GOTO
17 Oktober 2022 10:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip prospektus perusahaan, Blibli akan melepas sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 saham atau sekitar 15 persen saham baru ke publik dengan harga penawaran sebesar Rp 410-Rp 460 per saham. Dengan harga tersebut, perusahaan mengincar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 8,17 triliun.
Dari dana segar IPO , sekitar Rp 5 miliar akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sedangkan sisanya digunakan oleh Perseroan dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan.
"Berkaca pada 2 perusahaan tadi bisa saja IPO nya sukses mendapatkan dana yang ditawarkan, dengan potensi ada standby buyer yang menyerap sebagaian besar IPO nya. Kalau diharapkan pada pasar saja akan berat, hal ini karena 2 teman di atas jatuh semua pasca IPO," kata Wawan saat dihubungi kumparan, Senin (17/10).
ADVERTISEMENT
Wawan menyarankan untuk investor yang berminat, maka perlu memiliki exit strategy yang jelas. Ia memantau saham BUKA dan GOTO sempat naik di awal perdagangan, tapi kini harganya terus merosot.
"Tidak ada jaminan Blibli akan sama. Dalam jangka panjang dengan kerugian yang ada, Blibli akan mirip GOTO terus mencari pendanaan bisa via private placement atau rights issue," sambungnya.
Dihubungi terpisah, Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan kinerja Blibli sebenarnya mirip dengan GOTO dan BUKA yang masih membukukan rugi bersih dari kegiatan operasionalnya.
"Dari sisi bisnis, Blibli berbeda dengan GoTo dan BUKA, karena lebih berfokus di 1P e-commerce, serta bisnis OTA melalui tiket.com serta gerai ritel offline," kata Paulus.
Paulus menyebut perusahaan teknologi pada awal pendirian memang lazim membukukan rugi bersih. Tapi yang perlu diperhatikan investor adalah usaha monetisasi bisnis serta prospek untuk membukukan laba ke depannya.
ADVERTISEMENT