Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun hingga kini Kementerian ESDM belum juga menentukan pengelola blok migas yang terletak di Kabupaten Muba, Sumatera Selatan, pasca 2023.
Padahal, proposal dari perusahaan yang berminat mendapatkan Blok Corridor sudah diterima pemerintah sejak 2018 lalu. Ada 2 kontraktor yang memperebutkannya, yakni ConocoPhillips dan PT Pertamina (Persero).
Keduanya merupakan kontraktor eksisting dengan kepemilikan hak partisipasi yang berbeda. Selama ini Blok Corridor dikelola oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54 persen. Sisanya, hak kelola blok ini dipegang oleh Pertamina sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu dekat, Insyaallah minggu depan ya. Keputusannya baru minggu depan, jadi belum tahu (siapa pemenangnya)," kata Djoko saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (7/5).
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar juga enggan menjelaskan lebih detail terkait masalah Blok Corridor. Dia hanya menyebut sebentar lagi diumumkan dan minta semua pihak bersabar menunggu keputusan pemerintah.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffe Arizon Suardin menjelaskan, hingga kini pihaknya masih mengevaluasi proposal yang masuk. Pihaknya membutuhkan waktu untuk evaluasi karena melihat besarnya potensi migas di blok tersebut.
Meski pemerintah bakal memutuskan secepatnya, tapi kata dia, Blok Corridor baru akan habis kontraknya dengan ConocoPhillips pada 2023 mendatang. Karena itu, pemerintah masih memiliki waktu hingga 4 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
"Sebenernya Blok Corridor kan 2023 (habis kontraknya). Kita masih punya waktu sebenarnya dan pemerintah rencana akan memutuskan dengan cepat. Ini juga blok besar, kita juga butuh waktu mengevaluasi, kalau dari segi waktu cukup supaya produksi tidak turun dan produksi bisa dijaga," tuturnya.