Blok Corridor Masih Digantung

7 Mei 2019 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamen ESDM, Arcandra Tahar Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamen ESDM, Arcandra Tahar Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih menggantung nasib Blok Corridor. Kontrak perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS), ConocoPhilips, di ladang gas dengan produksi terbesar ketiga di Indonesia ini habis pada 2023.
ADVERTISEMENT
Namun hingga kini Kementerian ESDM belum juga menentukan pengelola blok migas yang terletak di Kabupaten Muba, Sumatera Selatan, pasca 2023.
Padahal, proposal dari perusahaan yang berminat mendapatkan Blok Corridor sudah diterima pemerintah sejak 2018 lalu. Ada 2 kontraktor yang memperebutkannya, yakni ConocoPhillips dan PT Pertamina (Persero).
Keduanya merupakan kontraktor eksisting dengan kepemilikan hak partisipasi yang berbeda. Selama ini Blok Corridor dikelola oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54 persen. Sisanya, hak kelola blok ini dipegang oleh Pertamina sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, berjanji keputusan soal nasib Blok Corridor bakal disampaikan minggu depan. Tapi, dia enggan menjawab kenapa pemerintah tak kunjung memutuskan kelanjutan kontak Blok Corridor.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu dekat, Insyaallah minggu depan ya. Keputusannya baru minggu depan, jadi belum tahu (siapa pemenangnya)," kata Djoko saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (7/5).
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar juga enggan menjelaskan lebih detail terkait masalah Blok Corridor. Dia hanya menyebut sebentar lagi diumumkan dan minta semua pihak bersabar menunggu keputusan pemerintah.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffe Arizon Suardin menjelaskan, hingga kini pihaknya masih mengevaluasi proposal yang masuk. Pihaknya membutuhkan waktu untuk evaluasi karena melihat besarnya potensi migas di blok tersebut.
Meski pemerintah bakal memutuskan secepatnya, tapi kata dia, Blok Corridor baru akan habis kontraknya dengan ConocoPhillips pada 2023 mendatang. Karena itu, pemerintah masih memiliki waktu hingga 4 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
"Sebenernya Blok Corridor kan 2023 (habis kontraknya). Kita masih punya waktu sebenarnya dan pemerintah rencana akan memutuskan dengan cepat. Ini juga blok besar, kita juga butuh waktu mengevaluasi, kalau dari segi waktu cukup supaya produksi tidak turun dan produksi bisa dijaga," tuturnya.
Per Semester I 2018, produksi gas Blok Corridor mencapai 841 MMSCFD, hanya kalah dari Blok Mahakam (916 MMSCFD) dan Tangguh (1.049 MMSCFD).