Blok Rokan Pertamina 2 Bulan Setor Rp 2,7 T, Bagaimana saat Dikelola Asing?

8 November 2021 8:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 21 Desember 2021 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Kelola Blok Rokan. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Kelola Blok Rokan. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Blok Rokan yang sejak dua bulan dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), dilaporkan menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp 607,5 miliar melalui penjualan minyak mentah bagian negara.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir meminta agar momentum tersebut terus ditingkatkan demi membangun ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi Indonesia. Menurut dia, ini bukti perusahaan BUMN mampu mengelola sendiri sumber minyak tanpa tergantung operator asing, dan bekerja efisien.
"Saya mengapresiasi kemampuan Pertamina Hulu Rokan menjawab tantangan dalam mengelola ladang minyak terbesar di Indonesia itu. Selain menjaga keberhasilan WK Rokan sebagai salah satu penghasil utama minyak nasional, PT PHR juga memberikan multiplier effect terhadap perekonomian nasional, berupa manfaat secara langsung bagi negara dan daerah," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (6/11).
Mulai 9 Agustus, Blok Rokan yang telah dikelola selama 97 tahun oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), diambil alih pengelolaannya oleh PT PHR. Wilayah Kerja Rokan merupakan salah satu penghasil utama minyak nasional dengan kontribusi 25 persen.
ADVERTISEMENT

Berapa Penerimaan Negara dari Blok Rokan saat Dikelola Asing?

Sepanjang 2019, bagi hasil yang diterima pemerintah dari Blok Rokan mencapai USD 2,54 miliar atau sekitar Rp 36 triliun (kurs Rp 14.200). Rata-rata dalam sebulan, setoran untuk negara sebesar Rp 3 triliun. Sedangkan bagian kontraktor, menurut keterangan Chevron, sedikit di bawah USD 250 juta.
"Jadi hanya 91 persen yang kami hasilkan diserahkan pada pemerintah. Kami pahami Blok Rokan sangat penting, enggak hanya dari sisi produksi tapi penghasilan untuk pemerintah," kata Albert Simanjuntak yang saat itu Presiden Direktur CPI, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, 20 Januari 2020.
Menteri ESDM Arifin Tasrif berkunjung ke Blok Rokan di Riau. Foto: Kementerian ESDM
Blok Rokan adalah ladang minyak dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia. Ketika berhasil dieksplorasi pada 1941, cadangan minyak Blok Rokan mencapai 6 miliar barel.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Blok Rokan telah menghasilkan kurang lebih 4,5 miliar barel minyak. Diperkirakan saat ini Blok Rokan masih menyimpan 500 juta hingga 1,5 miliar barel minyak.
Di blok ini, terdapat dua ladang minyak raksasa, yaitu Lapangan Minas dan Lapangan Duri. Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta barel per hari (BOPD). Sekarang lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 BOPD.
Blok Rokan dari Chevron yang akan dialih kelola Pertamina per 9 Agustus 2021. Foto: Dok. Pertamina
'Saudara' Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, juga salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude.
Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 saat ini masih mampu menghasilkan minyak hingga 163.000 BOPD atau kedua terbesar setelah Blok Cepu, hampir seperempat dari total produksi minyak nasional saat ini.
ADVERTISEMENT