BNI Hong Kong Undang 60 Nasabah di Economy and Investment Outlook 2019

12 Desember 2018 11:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor BNI Hong Kong. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BNI Hong Kong. (Foto: Jafrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Hong Kong kian gencar melakukan penetrasinya untuk pengembangan bisnis keuangan dan investasi di luar negeri.
ADVERTISEMENT
General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi mengatakan Hong Kong menjadi pasar potensial untuk perbankan pelat merah itu berperan sebagai financial hub (penghubung keuangan) nasabah luar negeri yang berkaitan dengan bisnis dan investasi ke Indonesia.
"Kita di sini BNI Hong Kong, misalkan nasabah-nasabah yang ingin memasarkan produk keluar dari China sementara banyak pengusaha di luar enggak mau langsung ke Indonesia jadi lewat (BNI) Hongkong, mungkin lebih nyaman," katanya kepada kumparan, Rabu (12/12).
Andi melanjutkan, Hong Kong juga memiliki situasi yang cukup kondusif. Imbasnya, BNI Hong Kong relatif bisa diterima dengan baik oleh para nasabah.
"Hong Kong jadi financial hub untuk (investor) masuk ke pasar China, Taiwan, Korea karena punya pelabuhan bagus, aturan finansial juga mudah, tidak punya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 0 makanya datang untuk belanja. Ayo deh kami support," tambahnya.
Kantor BNI Hong Kong. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor BNI Hong Kong. (Foto: Jafrianto/kumparan)
Tak hanya memberikan pelayanan bisnis dan investasi aplikatif di lapangan, Andi juga menekankan pelayanan BNI Hong Kong diterapkan dalam gelaran temu nasabah seperti pada Economy and Investment Outlook 2019 di kantor BNI Hong Kong pada Rabu (12/12) ini.
ADVERTISEMENT
BNI Economy and Investment Outlook 2019 merupakan wadah yang dipersembahkan oleh BNI Hong Kong untuk menghubungkan para investor, pengusaha dan sektor-sektor terkait tentang informasi terkini dan prediksi masa depan perekonomian Indonesia. Acara ini juga merupakan langkah nyata yang dilakukan oleh BNI Hong Kong untuk membantu membukakan pintu investor masuk ke Indonesia.
Di acara itu, turut mengundang Komisaris Utama BNI Ari Kuncoro, Manager Utama BNI Hong Kong Andi Aryadi, pakar ekonomi Indonesia yang juga menjadi anggota Tim Asistensi (Policy Advisory) dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Lin Che Wei, Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmono, Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong dan Makau Tri Tharyat hingga Analis Eksekutif Representatif Office Beijing Agung Hastowo.
com-BNI Economy and Investment Outlook 2019 (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
com-BNI Economy and Investment Outlook 2019 (Foto: kumparan)
Andi mengatakan, acara itu begitu penting dilaksanakan yaitu untuk memberikan gambaran peluang dan tantangan Indonesia ke depan terkait bisnis dan investasi nasabah BNI. Di sisi lain, BNI Hong Kong juga ingin menjawab kekhawatiran para nasabah misalnya saja soal pascabencana dan tahun politik ini.
ADVERTISEMENT
"Waktu ada gempa di Palu, regulator nanya ke kami apakah Indonesia baik-baik saja apalagi tahun depan pemilu, kami perlu meyakinkan Indonesia pertumbuhan ekonominya sampai 5,3 persen dan dengan pertemuan itu potensi saling berinteraksi dengan pengusaha lain siapa tahu ada peluang bisnis," terang dia.
Ia pun berharap sikap positif memandang bisnis serta investasi ke Indonesia bisa disampaikan oleh para nasabah.
General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
General Manager BNI Hong Kong Wan Andi Aryadi. (Foto: Jafrianto/kumparan)
"Ekonomi (Indonesia) positif tetap tumbuh, keamanan tetap positif terhadap ekonomi, mudah-mudahan tertular kepada audiens dan pembaca berita (bekerjasama dengan kumparan dan Bisnis Indonesia)," tutupnya.
Diketahui, berdasarkan survei yang dilakukan oleh US News terhadap 21.000 responden dari 80 negara, kondisi perekonomian di Indonesia terbilang cukup solid di tahun ini. Pasalnya, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara tujuan investasi paling menarik di dunia.
ADVERTISEMENT