BNI Optimistis Kinerja Tetap Cemerlang di Tengah Konflik Global

2 Juni 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BNI, Royke Tumilaar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI, Royke Tumilaar memastikan kinerja BNI tetap cemerlang di tengah konflik global. Hal itu tercermin dari kinerja moncer yang ditorehkan pada kuartal I 2024.
ADVERTISEMENT
BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal pertama 2024. Nilai tersebut naik 2,03 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 5,22 triliun.
"Perbankan kita harusnya tetap sehat, kalau lihat dari kinerja sehat karena kita kan secara kapital cukup kuat rata-rata perbankan nasional ini cukup kuat," kata Royke dalam segmen To The Point BNI kumparan, Minggu (2/6).
Royke mengatakan para bankir di Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam mengatasi beberapa yang baik dalam mengatasi krisis. Hal itu merupakan modal utama dalam mengantisipasi konflik.
"Jadi modalnya cukup untuk menghadapi (konflik). Saya rasa bankir kita sudah cukup pengalaman dengan mengalami beberapa kali krisis, jadi dengan kondisi sekarang ini antisipatif itu sudah berjalan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Royke menyoroti kualitas aset, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Menurutnya, nilai NPL dapat mempengaruhi kinerja perbankan.
"Kita harus waspadai nomor satu asset quality. Jangan sampai kalau jadi NPL (naik), laba berapa pun mulai akan tergerus. Nah itu yang harus kita jaga kualitas dari customer kita harus jaga," ungkapnya.
Total aset yang diperoleh BBNI mencapai Rp 1.066,71 triliun, naik 5,4 persen YoY per kuartal I 2024. Di sisi lain, Net Interest Margin (NIM) turun ke level 4,0 persen, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 4,7 persen.
Sedangkan beban bunga membengkak, terutama didorong oleh naiknya biaya dana atau cost of funds menjadi 2,8 persen, pada kuartal I 2023 sebesar 1,9 persen. Dari sisi kualitas aset, rasio kredit macet atau NPL tercatat turun menjadi 2 persen, dibanding kuartal I 2023 sebesar 2,8 persen.
ADVERTISEMENT