BNI Pastikan PPN 12 Persen Tak Pengaruhi Pertumbuhan Kredit Konsumer

22 Januari 2025 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BNI. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BNI. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memastikan pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN 12 persen untuk barang mewah pada 2025 tidak akan mempengaruhi pertumbuhan kredit konsumer BNI.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, mengatakan segmen kredit konsumer masih berpeluang untuk bertumbuh tahun ini. Kredit konsumen BNI memiliki tiga produk unggulan yaitu kredit payroll, kredit mortgage, dan joint financing.
"Memang ada kenaikan PPN, khususnya untuk yang barang mewah, tapi dengan strategi kami di diferensiasi produk-produk konsumer tersebut, kami masih optimis bahwa kami bisa mencapai target yang diharapkan,” kata Novita dalam Paparan Kinerja Keuangan 2024 BNI secara daring, Rabu (22/1).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melakukan sesi foto disela pemaparan kinerja BNI Semester I 2022 di Jakarta, Jumat (29/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
“Dimulai dari kredit payroll, kredit payroll ini adalah kami namakan dengan produk kredit refleksi, kemudian kami juga memiliki kredit mortgage, serta yang baru saja tumbuh yaitu joint financing dengan salah satu anak perusahaan kami,” tambahnya.
Dari sisi target, Novita menjelaskan tahun ini target pertumbuhan kredit BNI capai 8 hingga 10 persen. Sementara kredit konsumer dan kredit korporasi ditargetkan tumbuh 10-12 persen.
ADVERTISEMENT
Novita menyebut kredit konsumer dan korporasi mempunyai peluang pertumbuhan yang sama.
“Kita melihat peluang di segmen korporasi ini terlihat dari di beberapa sektor yang kami melihat masih memiliki prospek yang positif. Di sektor komunikasi, infrastruktur, perindustrian, hal ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk pemerataan pembangunan, juga industri,” tutur Novita.