BNI Pastikan Tidak Akan Tambah Porsi Kredit ke Sektor Batu Bara

13 September 2022 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melakukan sesi foto disela pemaparan kinerja BNI Semester I 2022 di Jakarta, Jumat (29/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melakukan sesi foto disela pemaparan kinerja BNI Semester I 2022 di Jakarta, Jumat (29/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI merespons sejumlah bank hengkang dari pendanaan perusahaan batu bara.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan, komposisi kredit pendanaan proyek batu bara di BNI kecil, yaitu sebesar 2 persen. Emiten dengan kode BBNI ini melakukan pendanaan di sektor batu bara dengan sangat selektif, seiring komitmen penguatan ESG.
“Walaupun kenaikan komoditas menguntungkan ke sektor ini, kami tidak berencana untuk meningkatkan ekspansi (kredit) ke sektor komoditas di batu bara,” ujar Novita di Public Expose Live 2022, Selasa (13/9).
Hal senada diungkapkan oleh Head of Investment Relation BNI Yohan Setio, bahwa eksposur kredit pendanaan sektor batu bara hanya 2 persen dari total portofolio. Tingkat pertumbuhan pada sektor ini dinilai tidak sebesar dibanding pertumbuhan kredit ke sektor lain.
“Kami tentunya menyelaraskan strategi perkembangan kami dengan kebijakan pemerintah. Dari Pemerintah Indonesia sudah menargetkan net zero emission di tahun 2060,” katanya.
ADVERTISEMENT
Yohan mencermati pemerintah sudah mulai mengarahkan agar pembangkit listrik mulai melakukan diversifikasi energi dari batu bara hingga energi baru dan terbarukan (EBT). Perseroan akan menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah.
“Kalau kebijakan pemerintah bisa diterapkan secara efektif, tentunya eksposur batu bara juga akan bertahap turun. Namun kalau kami tiba-tiba menyetop pendanaan batu bara, otomatis dampaknya tidak bagus dan tidak ada suplai listrik lagi ke Indonesia,” imbuh Yohan.
Yohan menilai, pendanaan di sektor batu bara tidak ideal, tetapi pihaknya akan mengurangi seiring kebijakan pemerintah.