Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BNI Raup Laba Bersih Rp 10,7 Triliun Sepanjang Semester I 2024
22 Agustus 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 10,7 triliun hingga Juni 2024. Nilai tersebut tumbuh 3,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi pada kuartal kedua, sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7 persen yoy menjadi Rp 727 triliun.
"Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit consumer, dan perusahaan anak," kata Royke dalam paparan kinerja semester I 2024, Kamis (22/8).
Royke menjelaskan, akselerasi pertumbuhan kredit ini juga tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta operating environment yang membaik bagi perbankan.
Terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.
ADVERTISEMENT
"BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dengan turut mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga pembiayaan hijau, di samping sektor hilirisasi minerba-non minerba, perumahan, dan pariwisata yang telah ada sebelumnya," kata Royke.
Dengan memanfaatkan insentif ini, Royke bilang, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat.
Selain itu, bagi BNI pemberian insentif ini juga berdampak positif pada Cost of Fund (CoF) yang mulai menunjukkan perbaikan di kuartal II 2024, karena dapat dimanfaatkan momentumnya untuk memperbaiki struktur dana pihak ketiga (DPK).
Dana pihak ketiga (DPK) BNI tumbuh 1 persen yoy menjadi Rp 772,32 triliun. Dana murah atau current account savings account (CASA) naik 2,5 persen menjadi Rp 545,69 triliun dan deposito turun 2,6 persen yoy menjadi Rp 226,63 triliun.
ADVERTISEMENT
Kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR). Rasio NPL per Juni 2024 tercatat berada di level 2 persen, membaik jika dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5 persen.
Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 12,3 persen, membaik dibandingkan Juni tahun lalu sebesar 16,1 persen.
Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga semester I 2024 sebesar 1 persen, menurun 40 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk pada semester I tahun lalu sebesar 1,4 persen.
CKPN yang dibentuk sangat memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan pencadangan bagi debitur yang masih dalam perhatian khusus.
ADVERTISEMENT
Kecukupan pencadangan ini tergambar dari rasio pencadangan untuk NPL dan LaR pada posisi Juni 2024, yang berada di level memadai masing–masing sebesar 298 persen dan 48 persen.