Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
BNI Raup Laba Bersih Rp 21,5 Triliun Sepanjang 2024, Tumbuh 2,7 Persen
22 Januari 2025 18:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih senilai Rp 21,5 triliun pada 2024. Nilai tersebut tumbuh 2,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 20,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berhasil meningkatkan tabungan sebesar 11 persen secara yoy, dari Rp 232 triliun pada 2023 menjadi Rp 258 triliun pada 2024.
“Kemampuan BNI dalam menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global,” kata Royke dalam Paparan Kinerja Keuangan 2024 secara virtual, Rabu (22/1).
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp 805,5 triliun, di mana terdapat pertumbuhan nilai tabungan hampir dua kali lipat pada semester kedua setelah diluncurkan wondr by BNI.
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, mengungkapkan kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Kredit tumbuh 11,6 persen yoy menjadi Rp 775,87 triliun dari Rp 695,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6 persen dan konsumer yang meningkat 14,5 persen. Perusahaan Anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7 persen YoY dengan profitabilitas tetap terjaga.
Ekspansi kredit yang prudent diikuti dengan penguatan kualitas aset, tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2 persen, serta Loan at Risk (LaR) dan Credit Cost masing-masing turun menjadi 10,3 persen dan 1,1 persen.
"Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global," ujar Novita.
Dengan adanya pertumbuhan kredit yang sehat dibarengi oleh efisiensi operasional, pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP) mampu menunjukkan perbaikan.
Secara kuartalan, PPOP periode tiga bulanan di kuartal IV 2024 menyentuh angka tertinggi sebesar Rp 9,5 triliun. Sehingga total PPOP sepanjang 2024 mencapai Rp 34,83 triliun.
ADVERTISEMENT
BNI telah melakukan pembentukan CKPN secara memadai selama tahun 2024, tercermin dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8 persen, serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8 persen.
Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada tahun 2025. BNI juga mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6 persen pada tahun 2024.
"Insentif KLM tersebut memungkinkan kami untuk tetap mencatat pertumbuhan kredit yang sehat pada 2024 dengan rasio LDR di level 96 persen,” ungkap Novita.
Dengan pertumbuhan kredit yang sehat dan didukung DPK yang kuat, terutama dari pertumbuhan tabungan ritel, BNI mampu menjaga rasio Net Interest Margin (NIM) tahun 2024 di level 4,2 persen. Selain itu, NII juga konsisten tumbuh secara kuartalan sehingga BNI berhasil mencatatkan total NII senilai Rp 40,48 triliun pada 2024.
ADVERTISEMENT