BNI Tebar Dividen Rp 10,45 Triliun, Investor Dapat Rp 280,49 per Lembar Saham

4 Maret 2024 17:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank BNI. Foto: Bank BNI
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank BNI. Foto: Bank BNI
ADVERTISEMENT
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyetujui menebar dividen senilai Rp 10,45 triliun. Jumlah tersebut adalah 50 persen dari laba bersih Perseroan di tahun buku 2023 sebesar Rp 20,9 triliun.
ADVERTISEMENT
"Nilai pembagian dividen naik 42,76 persen dari total dividen tahun buku 2022 senilai Rp 7,32 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp 280,49," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat konferensi pers hasil RUPST, Senin (4/3).
Royke menjelaskan, sebagai perusahaan BUMN Perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp 6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.
Sementara, untuk porsi 50 persen laba bersih Perseroan lainnya, atau senilai Rp 10,45 triliun, akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.
"Kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50 persen di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan Perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp 20,9 triliun di 2023," kata Royke.
Dirut BNI Royke Tumilaar pada Public Expose BNI, Jakarta (25/7/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
Tak cuma laba bersih, Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22 persen di Desember 2023.
ADVERTISEMENT
Sehingga BNI memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.
"Kinerja yang positif tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok," pungkasnya.