Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Boeing Mau Cari Pelanggan Lain untuk Pesawat yang Dipulangkan Maskapai China
24 April 2025 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
CEO Boeing Kelly Ortberg buka suara soal dipulangkannya pesawat mereka oleh maskapai China imbas perang tarif. Sebelumnya, 3 pesawat Boeing yang sudah berada di China, kembali ke Amerika Serikat (AS) minggu lalu.
ADVERTISEMENT
"Karena tarif, banyak pelanggan kami di Tiongkok telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima pengiriman," kata Ortberg dikutip dari Reuters, Kamis (24/4).
Menurut Ortberg, China saat ini jadi satu-satunya negara pesawat Boeing mengalami masalah. Perusahaan menyatakan terbuka untuk mengalihkan pasokan pesawat ke pelanggan lain yang butuh pengiriman lebih cepat seiring dengan terjadinya kelangkaan pesawat komersial baru.
Menurutnya, sebelum Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan tarif impor baru, pesawat komersial diperdagangkan secara bebas bea di seluruh dunia berdasarkan perjanjian penerbangan sipil tahun 1979.
Kini, maskapai China yang menerima pesawat Boeing berpotensi terdampak keras oleh tarif balasan yang diberlakukan China atas impor barang-barang dari AS. Otberg menjelaskan, satu unit 737 MAX baru memiliki nilai pasar sekitar USD 55 juta, menurut konsultan penerbangan IBA.
Dua unit 737 MAX 8 yang sebelumnya telah diterbangkan ke China pada Maret untuk pengiriman ke Xiamen Airlines, telah kembali ke pusat produksi Boeing di Seattle dalam sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Pesawat ketiga, 737 MAX 8 lainnya, meninggalkan pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan, dekat Shanghai, menuju wilayah AS di Guam pada Kamis, menurut data dari pelacak penerbangan AirNav Radar dan Flightradar24.
Pesawat tersebut awalnya dibangun untuk maskapai nasional Air China, menurut basis data pelacakan Aviation Flights Group. Air China belum segera memberikan komentar atas permintaan tanggapan.
Pesawat itu diterbangkan dari Seattle pada 5 April, tak lama setelah Trump pertama kali mengumumkan tarif terhadap China dan saat China mulai mengeluarkan tarif balasan.
Guam merupakan salah satu titik persinggahan dalam penerbangan sejauh 8.000 km melintasi Pasifik antara Seattle dan Zhoushan, tempat Boeing menyelesaikan pekerjaan akhir dan menyerahkan pesawat kepada pelanggan Tiongkok. Pemerintah China belum memberikan komentar tentang alasan pengembalian pesawat-pesawat tersebut.
ADVERTISEMENT
Indonesia jadi salah satu negara yang bakal melirik pesawat Boeing. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi minta maskapai Indonesia melirik pesawat Boeing 737 Max yang urung dipesan China.
Menurut Menhub, situasi tersebut perlu dimanfaatkan oleh Indonesia. Selain karena kebutuhan jumlah pesawat yang belum terpenuhi, juga untuk hubungan dengan AS.
“Kalau Airline memandang bahwa dengan kondisi mereka bisa mendatangkan pesawat atau bisa memanfaatkan situasinya mungkin bagus, karena kita kan memang masih membutuhkan pesawat yang lebih banyak,” kata Dudy ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Rabu (23/4).