Borong Karet Petani untuk Bahan Aspal, Kementerian PUPR Siapkan Rp 100 Miliar

13 April 2020 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menggunakan mesin sedang mengaspal jalan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menggunakan mesin sedang mengaspal jalan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk membeli karet petani. Nantinya karet tersebut bakal menjadi bahan untuk campuran aspal.
ADVERTISEMENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembelian karet ini juga dilakukan untuk membantu petani karena komoditas ini harganya tengah jatuh. Pembelian akan dilakukan langsung ke petani. Beberapa daerah sentra kebun karet di antaranya di Pontianak, Jambi, dan Riau.
"Kita mau membeli karet-karet dari rakyat yang sekarang sedang turun harganya. Untuk itu kita beli jadi campuran aspal karet. Kita siapkan anggaran Rp 100 miliar," katanya dalam konferensi pers online, Senin (13/4).
Pekerja sedang mengaspal jalan. Foto: Dok. Pixabay
Kata dia, dana Rp 100 miliar berasal dari anggaran kementerian yang terdampak virus corona. Total dana yang bakal direalokasikan untuk program padat karya mencapai Rp 10 triliun.

Realokasi dan Refocusing Anggaran Rp 36,19 Triliun untuk Penanganan Virus Corona

Basuki mengatakan, tak hanya direalokasi, dana kementerian juga digunakan untuk refocusing demi mengatasi penanganan virus corona. Total dana untuk realokasi dan refocusing mencapai Rp 36,19 triliun dari keseluruhan dana Kementerian PUPR tahun Rp 120 triliun dari negara untuk pembangunan.
ADVERTISEMENT
Untuk realokasi anggaran mencapai Rp 24,53 triliun berasal dari penghematan alokasi perjalanan dinas, paket, dan meeting sebesar 50 persen dari sisa anggaran yang belum terserap pada tahun ini.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjalankan tugas rutin dan mengikuti beberapa kegiatan penting dari kediaman. Foto: Instagram/@kemenpupr
Kata dia, salah satu refocusing dan realokasi anggaran pertama telah digunakan untuk penyiapan prasarana observasi di Pulau Galang sebesar Rp 400 miliar dan rehabilitasi rumah sakit darurat wisma atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Sedangkan paket yang bisa ditunda tahun depan, tetap ditender, tapi pelaksanaannya tahun depan. Jadi yang single year menjadi multiyears dan bisa dikerjakan tahun depan. Kemudian yang paket software juga dihentikan sementara, tahun depan baru kami kerjakan," tuturnya.