Bos AdaKami Sebut Asuransi Jadi Penyebab Biaya Layanan Tinggi

22 September 2023 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega (kiri) dan Sekjen Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (kanan) Sunu Widyatmoko (kanan). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega (kiri) dan Sekjen Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (kanan) Sunu Widyatmoko (kanan). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami, Bernardino Moningka Vega Jr, mengatakan persentase biaya asuransi menjadi salah satu faktor utama biaya layanan pinjaman online (pinjol) tinggi.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Dino tersebut bilang, penetapan asuransi ini tertuang di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 10 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).
“Setiap produk dan komposisinya berubah-ubah tapi yang jelas harus ada di situ meskipun merupakan ketentuan adalah biaya asuransi. Jadi setiap nasabah yang meminjam harus diasuransikan dan ini kadang-kadang tinggi, kan controlize, tingkat biaya itu disesuaikan biaya asuransi,” kata Dino dalam konferensi pers di Hotel Manhattan Jakarta, Jumat (22/9).
Dino menjelaskan, persentase biaya layanan AdaKami terdiri dari biaya teknologi, biaya asuransi, dan biaya operasional. Tingkat biaya tersebut akan disesuaikan pada produk AdaKami yang ditawarkan.
“Tingkat biaya itu disesuaikan, tapi yang kita perlukan itu biaya asuransi di beberapa produk kita biaya asuransi yang tinggi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Para nasabah yang meminjam di AdaKami tenornya disesuaikan dengan nominal pinjamannya. Apabila tenornya selesai, pihak AdaKami tidak menagih bunga ke nasabah lagi.
“Kalau kita kan cash flow, rata-rata pinjaman ke masyarakat Rp 1-2 juta dan tenornya 1-3 bulan, jadi enggak lama. Jadi bunga itu misalnya sekian, begitu tenor selesai bunga selesai. Engga nambah sampai setahun atau dua tahun. Tapi memang kita harus sesuaikan, kalau tenor lama misal 9 bulan, 1 tahun, tenor harus disesuaikan,” ujar Dino.
Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko menyebut struktur biaya layanan pinjol terdiri dari bunga dari pinjaman, biaya teknologi, asuransi, dan lain-lain.
“Semua biaya ini kalau digabung jadi satu, yang harus dibayar oleh peminjam itu tidak boleh lebih dari 0,4 persen,” imbuh Sunu. Jika tenornya semakin panjang, maka semakin besar biaya pinjaman yang ditetapkan. AFPI juga selalu melakukan pengawasan terhadap seluruh anggota pada platform.
ADVERTISEMENT