Bos Astra Agro Respons Langkanya MinyaKita di Pasaran: Distribusi Harus Dibenahi

18 Februari 2023 12:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO PT Astra Agro Lestari saat mengisi acara Talk to The  CEO di Rest Area Pendopo 456, Salatiga, Jumat (17/2/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO PT Astra Agro Lestari saat mengisi acara Talk to The CEO di Rest Area Pendopo 456, Salatiga, Jumat (17/2/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO Astra Agro Lestari, Santosa, menanggapi penjualan MinyaKita yang langka di pasaran. Santosa mengungkapkan situasi ini merupakan kondisi normal jelang Lebaran. Menurut dia, langkanya MinyaKita di pasaran bukan disebabkan oleh tingginya harga jual yang dikeluarkan oleh produsen.
ADVERTISEMENT
“Normal aja kondisi ini sebenarnya, saya lihat tidak ada gejolak kecuali kondisi domestik seperti menjelang Lebaran,” kata Santosa saat ditemui usai acara Talk To The CEO di Rest Area Pendopo 456 Salatiga, Jumat (18/2).
Ia juga mengatakan bahwa Astra Agro tidak mendistribusikan DMO kepada distributor di luar pemerintah. Sebab, Astra Agro bukan pemain ritel dalam penjualan minyak goreng.
Santosa mengatakan, langkanya MinyaKita menjadi masalah krusial lantaran tingginya peminat dibandingkan minyak merek lainnya. Namun menurutnya, pemerintah perlu segera membenahi distribusi MinyaKita agar suplai kembali melimpah.
“MinyaKita masalah distribusi mesti dibenahi. MinyaKita ini sebenarnya menengah ke bawah, sensitif, tapi untuk beberapa kalangan orang tidak akan beli banyak. Nah minyak branded, pembeli enggak komplain,” ujar Santosa.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, kelangkaan MinyaKita di pasaran disebabkan oleh pindahnya konsumen minyak premium ke MinyaKita. Bahkan, omzet minyak goreng premium Tropikal turun 80 persen.
"Kelangkaan minyak ini tadi saya dapat informasi MinyaKita bikin Tropikal dari 100 persen sekarang omzetnya 20 persen. 80 persen pindah ke MinyaKita, belum merek lain," terang Zulhas.
Padahal mulanya, MinyaKita diluncurkan khusus untuk masyarakat menengah ke bawah yang berbelanja di pasar tradisional. Sebab, MinyaKita berasal dari minyak curah yang dianggap kurang higienis.
Zulhas juga mengimbau pedagang agar memasang aturan pembatasan pembelian MinyaKita maksimal 2 liter.
"Itu (pakai KTP) repot. Sekarang saya tambahin saja 2 liter, di situ dipasang (tulisan) di setiap pasar pembeli hanya (boleh beli) 2 liter atau 2 botol,” kata Zulhas
ADVERTISEMENT