Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengklaim melebarnya defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) selama kuartal II 2019 karena pertumbuhan ekonomi yang melambat.
ADVERTISEMENT
CAD kuartal II 2019 mencapai USD 8,4 miliar atau 3,04 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), melebar dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar USD 7 miliar atau 2,6 persen dari PDB.
Adapun selama kuartal II 2019, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,05 persen, melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,27 persen. Sementara prediksi BI sebelumnya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,07-5,1 persen.
"CAD memang seperti yang kita perkirakan, USD 8,4 miliar, kemudian juga terkait dihitung rasio sedikit lebih tinggi jadi 3 persen. Ini bukan karena defisit lebih tinggi, karena PDB-nya lebih rendah yang kita perkirakan," ujar Perry di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (9/8).
Meski demikian, bank sentral tetap memproyeksikan CAD hingga akhir tahun ini sebesar 2,8 persen terhadap PDB. Surplus transaksi modal dan finansial juga diperkirakan akan tetap mampu membiayai CAD.
ADVERTISEMENT
"Masih 2,5-3 persen dari PDB, kami masih cukup optimistis di sekitar 2,8 persen untuk full year. Surplus masih akan bisa membiayai defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Perry melanjutkan, sejumlah langkah juga terus dilakukan Bank Indonesia, pemerintah, bersama OJK untuk memperbaiki CAD. Salah satunya dengan menangkap potensi investasi, dari yang sebelumnya di China dan Asia, kini ke Indonesia.
"Kita juga menangkap ruang relokasi investasi dari China, dari Asia ke Indonesia. Makanya sebagaimana Pak Presiden katakan untuk menempuh langkah-langkah, memudahkan investasi, mendorong dunia usaha, dan bagaimana kita membangun fasilitas kita untuk manufaktur, pariwisata, digital economy, dan sinergi yang kuat," tambahnya.
Adapun neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II 2019 mencatatkan defisit USD 1,9 miliar. Angka ini juga anjlok dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus hingga USD 2,4 miliar. Namun demikian, jika diakumulasikan sejak Januari-Juni 2019, neraca pembayaran mengalami surplus USD 400 juta.
ADVERTISEMENT
Sementara transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2019 mencatatkan surplus USD 11 miliar, angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus USD 10,1 miliar.