Bos Bank Mandiri Komentari Utang BUMN yang Naik 40 Persen

18 Oktober 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartika Wirjoatmojo, Direktur Utama Bank Mandiri Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kartika Wirjoatmojo, Direktur Utama Bank Mandiri Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Utang Luar Negeri (ULN) swasta sejak Januari-Agustus 2019 mencapai USD 197,21 miliar atau sekitar Rp 2.788,5 triliun (kurs Rp 14.140 per USD). Dari jumlah tersebut, ULN BUMN mencapai USD 51,07 miliar, angka ini meningkat 40,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 36,47 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, ULN BUMN tersebut terdiri dari lembaga keuangan BUMN sebesar USD 7,59 miliar, lembaga keuangan bukan bank sebesar USD 3,97 miliar, dan BUMN bukan lembaga keuangan sebesar USD 39,51 miliar.
Adapun ULN lembaga keuangan BUMN yang sebesar USD 7,59 miliar per Agustus 2019 tersebut, naik 26,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 6,01 miliar.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya tak terlalu mengkhawatirkan kenaikan utang BUMN tersebut. Hal ini lantaran aset yang juga terus meningkat.
Per Februari 2019 saja, aset bank BUMN tercatat sudah mencapai Rp 3.233,02 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 11,87 persen dibandingkan realisasi periode yang sama 2018 sebesar Rp 2.889,89 triliun.
ADVERTISEMENT
"Kami di BUMN itu 40 persen dari portofolio untuk corporate. Tapi kami tidak terlalu khawatir karena aset sudah jadi," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu di Kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (18/10).
Tiko melanjutkan, nilai aset tersebut juga akan terus meningkat. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya aset produktif BUMN.
"Tapi kita ditugaskan advice di BUMN tinggi untuk menjual asetnya untuk Trans Jawa dan lainnya, aset-aset kan produktif ini," jelasnya.
Direktur Utama Wijaya Karya, Tumiyana di Kementerian BUMN. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana enggan menanggapi tingginya pertumbuhan ULN BUMN hingga Agustus 2019.
Sebelumnya, tingginya ULN BUMN ini menjadi perhatian lembaga internasional. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyatakan, dua BUMN karya, yaitu PT Wijaya Karya Tbk dan PT Waskita Karya Tbk akan mengalami kesulitan dalam menurunkan beban utang.
ADVERTISEMENT
Fitch mencatat, leverage atau tingkat utang Wijaya Karya pada semester I 2019 adalah 5,6 kali, naik dibandingkan periode yang sama pada 2018 yaitu 4 kali. Sementara leverage Waskita Karya dalam waktu yang sama naik jadi 8,8 kali dari 7,2 kali.