Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1

ADVERTISEMENT
Irfan Setiaputra resmi menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (22/1). Dua hari setelah pelantikan, ramai beredar informasi dan foto bila Irfan aktif pada kegiatan kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. kumparan pun mengecek kebenaran itu pada akun Instagram pribadi Irfan. Ia tampak menghadiri beberapa acara kampanye Jokowi-Ma'ruf lengkap dengan kaos bergambar dukungan terhadap pasangan 01 tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi soal foto-foto dukungan kepada Jokowi saat masa kampanye di akun Instagram pribadinya tersebut, Irfan tidak menampiknya. Namun, Irfan menegaskan dirinya bukanlah Tim Sukses, Relawan, dan anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
Ia hanya berpartisipasi secara pribadi bersama rekan-rekannya sesama alumni ITB dan UI untuk mendukung Jokowi maju periode ke-2. Ia juga aktif pada kegiatan warga di permukiman perumahannya untuk mendukung Jokowi. Dukungan tersebut dilakukan menggunakan uang pribadinya.
"Saya bukan TKN, saya bukan Tim Sukses, saya bukan relawan. Saya hanya pendukung Jokowi bersama Tim ITB dan UI, termasuk tetangga kompleks. Saya dukung pakai duit sendiri, bikin kaos sendiri," kata Irfan kepada kumparan, Jumat (24/1).
Irfan juga mengatakan tak pernah bertemu dan berinteraksi langsung dengan Jokowi dan Ma'ruf Amin selama masa kampanye.
ADVERTISEMENT
"Saya pendukung Jokowi tapi enggak pernah ketemu (berinteraksi). Ketemu Pak Erick (Menteri BUMN) juga setelah Pak Jokowi menang," terangnya.
Latar Belakang Irfan Setiaputra
Sebelum menjadi Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra merupakan profesional di sektor teknologi hingga pertambangan dan energi. Bahkan ia pernah menjadi bos BUMN teknologi, PT INTI (Persero).
Pria lulusan Ilmu Komputer ITB tersebut menjadi Dirut PT INTI periode Maret 2009 - Juli 2012. Ia tak menyelesaikan penuh periode masa jabatan direksi. Irfan memilih mengundurkan diri di tengah jalan dengan alasan pribadi, yakni penghasilan sebagai Dirut BUMN saat itu tak cukup meng-cover kebutuhannya.
Waktu itu, Irfan menerima gaji bulanan hingga Rp 50 juta. Pengunduran diri Irfan disayangkan oleh Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan. Irfan dipandang sebagai seorang CEO mumpuni dan layak digaji tinggi.
ADVERTISEMENT
Setelah resign dari BUMN, Irfan tercatat menduduki jabatan eksekutif di beberapa perusahaan seperti CEO PT Titan Mining Indonesia (2012-2014), COO ABM Investama (2015-2016), CEO Cipta Kridatama (2014-2017), CEO Reswara Minergi Hartama (2017), dan CEO Sigfox Indonesia (2019-Januari 2020).