Bos BCA Sebut Harga Saham Masih Wajar, Belum Ada Rencana Stock Split

22 Februari 2024 18:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III 2023 BCA, Kamis (19/10/2023).
 Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III 2023 BCA, Kamis (19/10/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA, Jahja Setiaatmadja, menegaskan belum ada pertimbangan bank untuk melakukan aksi korporasi stock split saham. Sebab, harga saham saat ini masih menarik bagi investor.
ADVERTISEMENT
Jahja mengatakan dari sisi investor ritel, saham BBCA masih terjangkau karena sudah stock split dengan rasio 1:5 (1 saham lama menjadi 5 saham baru). Di sisi lain, investor asing juga menganggap harga saham BBCA tidak terlalu kecil.
“Saya kira sementara ini sih ya belum ada pemikiran untuk kita lakukan semacam stock split lagi,” ujar Jahja dalam Youtube Mirae Asset Sekuritas, Kamis (22/2).
Dengan likuiditas BCA yang masih terjaga, saham BBCA masih bertahan mendekati Rp 10.000 per lembar. Investor asing dianggap tak berminat mengoleksi saham jika harga saham dikonversi dalam bentuk mata uang sen.
“Kalau kita bicara investor ritel, yang perlu diperhatikan adalah likuiditas di pasar juga. Meskipun harga murah tapi kalau enggak likuid kan malah repot,” katanya.
ADVERTISEMENT
Harga saham BBCA ditutup melemah 100 poin atau 1 persen ke level 9.875 pada perdagangan Kamis (22/2). Kapitalisasi pasar (market cap) masih menduduki posisi teratas mencapai Rp 1.205 triliun.

Bocoran Besaran Dividen BCA

Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim menyampaikan bank telah membagikan dividen tunai dengan rasio sebesar 62,1 persen menjadi Rp 25,3 triliun pada tahun buku 2022.
“Mudah-mudahan tahun ini dividen yang akan diterima investor rasanya akan meningkat juga karena laba tahun lalu juga meningkat 19,4 persen. Jadi mudah-mudahan dividen payout ratio tahun ini dapet bonus dua,” imbuhnya.
Vera Eve Lim, Direktur BCA saat Laporan Keuangan Triwulan III 2019 BCA di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Salah satu mata acara dalam RUPST adalah penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.
“Penggunaan laba bersih perseroan akan diusulkan untuk disisihkan sebagai dana cadangan, pembagian dividen tunai, dan sisa laba bersih yang tidak ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan,” tulis Direksi BCA dalam keterbukaan informasi BEI.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemegang saham menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk membayar dividen interim/sementara untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024.
“Pembayaran dividen interim/sementara akan dilakukan apabila keadaan keuangan perseroan memungkinkan dan dengan memperhatikan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” lanjutnya.